FAO Ungkap Fenomena Kenaikan Harga Pangan: Tak Cuma di Indonesia
Senin, 10 Januari 2022 - 19:57 WIB
JAKARTA - Lonjakan harga bahan pangan masih terjadi sampai hari ini, Senin (10/1/2022). Salah satunya minyak goreng . Ternyata, kenaikan harga bahan pangan juga terjadi di dunia.
Untuk hari ini, data yang dirilis Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, minyak goreng kemasan bermerek 1 masih bertengger di harga Rp20.950/kg dan minyak goreng kemasan bermerek 2 masih dijual Rp20.400/kg. Artinya, harga tersebut masih jauh dari harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp11.000 liter yang ditetapkan pemerintah.
Sedangkan jika melihat harga minyak goreng curah, juga masih bertahan di harga Rp18.650/kg. Data dari info pangan Jakarta, minyak goreng curah di sejumlah pasar masih bertengger di harga Rp20.000/kg.
Kenaikan harga pangan seperti itu bukan suatu fenomena langka yang hanya terjadi di Indonsia. Sebab, dunia pun mengalami masalah serupa.
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) setiap bulan merilis indeks harga pangan. Indeks ini memperlihatkan pergerakan harga pangan yang paling umum dikonsumsi dan diperdagangkan.
Sepanjang 2021, rata-rata indeks harga pangan, yakni 125,7. Angka indeks itu merupakan yang tertinggi semenjak 2011.
"Biasanya harga pangan yang tinggi akan merangsang produksi. Namun dengan tingginya biaya input, ditambah pandemi yang belum usai dan iklim yang tidak menentu, maka sepertinya ruang untuk optimistis pada 2022 relatif terbatas," ungkap Abdolreza Abbassian, ekonom senior FAO, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (10/1/2022).
Salah satu penyebab kenaikan biaya input, kata Abbassian, adalah tingginya harga pupuk. Ini tidak lepas dari harga gas yang melesat, sementara produksi pupuk sangat membutuhkan pasokan gas.
Untuk hari ini, data yang dirilis Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, minyak goreng kemasan bermerek 1 masih bertengger di harga Rp20.950/kg dan minyak goreng kemasan bermerek 2 masih dijual Rp20.400/kg. Artinya, harga tersebut masih jauh dari harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp11.000 liter yang ditetapkan pemerintah.
Sedangkan jika melihat harga minyak goreng curah, juga masih bertahan di harga Rp18.650/kg. Data dari info pangan Jakarta, minyak goreng curah di sejumlah pasar masih bertengger di harga Rp20.000/kg.
Kenaikan harga pangan seperti itu bukan suatu fenomena langka yang hanya terjadi di Indonsia. Sebab, dunia pun mengalami masalah serupa.
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) setiap bulan merilis indeks harga pangan. Indeks ini memperlihatkan pergerakan harga pangan yang paling umum dikonsumsi dan diperdagangkan.
Sepanjang 2021, rata-rata indeks harga pangan, yakni 125,7. Angka indeks itu merupakan yang tertinggi semenjak 2011.
"Biasanya harga pangan yang tinggi akan merangsang produksi. Namun dengan tingginya biaya input, ditambah pandemi yang belum usai dan iklim yang tidak menentu, maka sepertinya ruang untuk optimistis pada 2022 relatif terbatas," ungkap Abdolreza Abbassian, ekonom senior FAO, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (10/1/2022).
Salah satu penyebab kenaikan biaya input, kata Abbassian, adalah tingginya harga pupuk. Ini tidak lepas dari harga gas yang melesat, sementara produksi pupuk sangat membutuhkan pasokan gas.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda