Masih Terus Dikritik, Sri Mulyani Curhat: Hargai Kinerja Pengumpul Keuangan Negara
Rabu, 19 Januari 2022 - 19:53 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati meminta, seluruh pihak untuk menghargai kinerja apik yang ditunjukkan oleh semua jajaran Kementerian Keuangan atau pengumpul keuangan negara. Pernyataan ini terlontar setelah Sri Mulyani masih saja menerima kritikan, meski penerimaan negara mampu tembus target.
Seperti diketahui kinerja perekonomian tahun 2021 ditutup dengan sangat baik. Penerimaan negara berhasil melampaui target, di mana angkanya terkumpul sebesar Rp2.003,1 triliun atau mencapai 114,9% dibandingkan target yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.
"Ini tak terlepas dari penerimaan pajak, kepabeanan hingga penerimaan negara bukan pajak tumbuh sangat tinggi di tahun lalu. Juga didukung harga komoditas yang meningkat sehingga penerimaan pajak melonjak 19,2% yoy," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Penerimaan pajak tahun lalu, sambung Sri Mulyani, berhasil memecahkan rekor 12 tahun yang tak pernah tercapai targetnya. Dimana penerimaan pajak tercapai Rp 1.277,5 triliun atau 103,9% terhadap target APBN yang sebesar Rp 1.229,6 triliun.
"Semuanya di atas 100% atau tumbuh double digit di atas 20%," imbuhnya.
Meski begitu Sri Mulyani bercerita bahwa, dengan kinerja yang baik ini masih ada saja ada pihak yang mengkritisi pemerintah. Padahal seharusnya dukungan diberikan, terutama ini untuk kepentingan bersama.
"Ada yang memberikan komentar 'oh ini targetnya diturunkan'. Ini harusnya tidak muncul, karena seluruh isi APBN disusun pemerintah bersama DPR RI dengan mempertimbangkan kondisi yang terjadi saat itu. Terutama melihat penyebaran COVID-19 yang terus bermutasi, nah target sama-sama kita pelototi kan ya bapak ibu sekalian. Jadi kita juga lihat berdasarkan growth, berdasarkan risiko dan seberapa kuat pemulihan," tegas Sri Mulyani.
Mantan Direktur Bank Dunia itu berharap seluruh pihak bisa menghargai dan mengapresiasi kinerja pengumpul keuangan negara yang berhasil tahun ini walaupun di tengah ketidakpastian akibat COVID-19.
"Jadi kalau kita sekarang hadapi achievement yang cukup baik harusnya kreditnya tetap diberikan kepada mereka yang kerja luar biasa kuat dari sisi penerimaan pajak, bea cukai dan PNBP," pungkasnya.
Seperti diketahui kinerja perekonomian tahun 2021 ditutup dengan sangat baik. Penerimaan negara berhasil melampaui target, di mana angkanya terkumpul sebesar Rp2.003,1 triliun atau mencapai 114,9% dibandingkan target yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.
"Ini tak terlepas dari penerimaan pajak, kepabeanan hingga penerimaan negara bukan pajak tumbuh sangat tinggi di tahun lalu. Juga didukung harga komoditas yang meningkat sehingga penerimaan pajak melonjak 19,2% yoy," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Penerimaan pajak tahun lalu, sambung Sri Mulyani, berhasil memecahkan rekor 12 tahun yang tak pernah tercapai targetnya. Dimana penerimaan pajak tercapai Rp 1.277,5 triliun atau 103,9% terhadap target APBN yang sebesar Rp 1.229,6 triliun.
"Semuanya di atas 100% atau tumbuh double digit di atas 20%," imbuhnya.
Meski begitu Sri Mulyani bercerita bahwa, dengan kinerja yang baik ini masih ada saja ada pihak yang mengkritisi pemerintah. Padahal seharusnya dukungan diberikan, terutama ini untuk kepentingan bersama.
"Ada yang memberikan komentar 'oh ini targetnya diturunkan'. Ini harusnya tidak muncul, karena seluruh isi APBN disusun pemerintah bersama DPR RI dengan mempertimbangkan kondisi yang terjadi saat itu. Terutama melihat penyebaran COVID-19 yang terus bermutasi, nah target sama-sama kita pelototi kan ya bapak ibu sekalian. Jadi kita juga lihat berdasarkan growth, berdasarkan risiko dan seberapa kuat pemulihan," tegas Sri Mulyani.
Mantan Direktur Bank Dunia itu berharap seluruh pihak bisa menghargai dan mengapresiasi kinerja pengumpul keuangan negara yang berhasil tahun ini walaupun di tengah ketidakpastian akibat COVID-19.
"Jadi kalau kita sekarang hadapi achievement yang cukup baik harusnya kreditnya tetap diberikan kepada mereka yang kerja luar biasa kuat dari sisi penerimaan pajak, bea cukai dan PNBP," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda