Berada di Garis Patahan, Ibu Kota Baru Rawan Gempa? Ini Kata Badan Geologi
Jum'at, 21 Januari 2022 - 15:32 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi membeberkan kondisi geologi calon Ibu Kota Negara ( IKN ) baru, Nusantara. Di akui, ada beberapa patahan di daerah tersebut yang kerap menjadi penyebab adanya gempa.
Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengungkapkan, terdapat dua potensi yang dikaji pihaknya terkait IKN Nusantara, yaitu potensi kebencanaan dan potensi sumber daya alam (SDA).
"Dari sisi kebencanaan seperti gerakan tanah, daerah Kalimantan relatif stabil. Rekor seismik di sana memang jarang," jelas Eko dalam konferensi pers, Jumat (21/1/2022).
Namun, dia mengakui ada beberapa patahan di daerah tersebut. Patahan ini, kata dia, kerap menjadi penyebab terjadinya gempa sehingga perlu dilihat lagi apakah berpotensi mengganggu atau tidak. "Tapi (dari studi kami), ini tidak terlalu signifikan," ujarnya.
Sementara dari sisi SDA, lanjut dia, juga sudah dilakukan studi terkait dengan stabilitas tanah hingga kondisi air tanah. Kalimantan juga terkenal memiliki sumber daya energi seperti batu bara yang melimpah. Pihaknya juga sudah mengkaji sebaran batu bara di daerah tersebut.
"Karena ada batu bara yang punya sifat tertentu seperti mudah terbakar, ini juga sudah kami petakan. Rekomendasi ini sudah kami sampaikan ke Bappenas," ujarnya.
Mengutip dari situs ikn.go.id, ibu kota yang baru yang diberi nama Nusantara ini memiliki luas 256.142 hektare (ha) yang dibagi menjadi pengembangan dan pembangunan ibu kota negara. kawasan yang bakal jadi Ibu kota baru tercatat seluas 56.180 ha dan kawasan pengembangan seluas 199.962 ha.
Adapun pusat pemerintahan akan masuk dalam area ibu kota baru dengan luas 6.596 ha dari total 56.180 ha luasan ibu kota baru. Rencananya pemindahan ibu kota baru bakal dilakukan pada tahun 2024.
Kawasan ibu kota baru nantinya direncanakan memiliki berbagai zona mixed-use dan lingkungan yang mendukung konsep 10 Menit Berjalan Kaki. Selanjutnya, 80% perjalanan dilakukan melalui transportasi publik atau mobilitas aktif penduduk.
Terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara pada bagian utara, calon Ibu kota baru ini akan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegaranegara. Sedangkan di sebelah timur berbatasan selat Makasar. Selanjutnya di bagian selatan ibu kota baru berbatasan dengan kabupaten Paser. Kemudian sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Kutai Barat.
Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengungkapkan, terdapat dua potensi yang dikaji pihaknya terkait IKN Nusantara, yaitu potensi kebencanaan dan potensi sumber daya alam (SDA).
"Dari sisi kebencanaan seperti gerakan tanah, daerah Kalimantan relatif stabil. Rekor seismik di sana memang jarang," jelas Eko dalam konferensi pers, Jumat (21/1/2022).
Namun, dia mengakui ada beberapa patahan di daerah tersebut. Patahan ini, kata dia, kerap menjadi penyebab terjadinya gempa sehingga perlu dilihat lagi apakah berpotensi mengganggu atau tidak. "Tapi (dari studi kami), ini tidak terlalu signifikan," ujarnya.
Sementara dari sisi SDA, lanjut dia, juga sudah dilakukan studi terkait dengan stabilitas tanah hingga kondisi air tanah. Kalimantan juga terkenal memiliki sumber daya energi seperti batu bara yang melimpah. Pihaknya juga sudah mengkaji sebaran batu bara di daerah tersebut.
"Karena ada batu bara yang punya sifat tertentu seperti mudah terbakar, ini juga sudah kami petakan. Rekomendasi ini sudah kami sampaikan ke Bappenas," ujarnya.
Mengutip dari situs ikn.go.id, ibu kota yang baru yang diberi nama Nusantara ini memiliki luas 256.142 hektare (ha) yang dibagi menjadi pengembangan dan pembangunan ibu kota negara. kawasan yang bakal jadi Ibu kota baru tercatat seluas 56.180 ha dan kawasan pengembangan seluas 199.962 ha.
Adapun pusat pemerintahan akan masuk dalam area ibu kota baru dengan luas 6.596 ha dari total 56.180 ha luasan ibu kota baru. Rencananya pemindahan ibu kota baru bakal dilakukan pada tahun 2024.
Kawasan ibu kota baru nantinya direncanakan memiliki berbagai zona mixed-use dan lingkungan yang mendukung konsep 10 Menit Berjalan Kaki. Selanjutnya, 80% perjalanan dilakukan melalui transportasi publik atau mobilitas aktif penduduk.
Terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara pada bagian utara, calon Ibu kota baru ini akan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegaranegara. Sedangkan di sebelah timur berbatasan selat Makasar. Selanjutnya di bagian selatan ibu kota baru berbatasan dengan kabupaten Paser. Kemudian sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Kutai Barat.
(fai)
tulis komentar anda