Tiap Hari Tes Antigen, Sri Mulyani Merasa Lubang Hidungnya Lebih Lebar
Senin, 24 Januari 2022 - 19:50 WIB
Enggan berkomentas bisnis tes antigen, Sri Mulyani bercerita soal tes antigen yang dilakukannya tiap hari. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menolak berkomentar soal tes antigen dan PCR untuk perjalanan udara yang dianggap menjadi permainan bisnis. Hal itu merespons anggota DPD RI yang meminta tes antigen dan PCR dihilangkan sebagai syarat perjalanan udara dikarenakan ada potensi lahan bisnis.
"Saya kan bukan dokter jadi enggak bisa komentar soal itu. Tapi saya ngerti banget orang saya hampir tiap hari ditusuk hidungnya juga. Jadi kalau mau ke DPR, DPD, ke presiden saya ditusuk dulu hidungnya," ujarnya dalam rapat kerja DPD RI, Senin (24/1/2022).
Dia bercerita lubang hidungnya terasa lebih lebar dibandingkan sebelumnya. Ini disebabkan hampir setiap hari hidungnya dicolok untuk melakukan tes antigen maupun PCR.
"Saya tiap hari sudah tes, jadi hidung saya bolongnya udah agak lebih gede kali. Tapi saya bukan ahli kesehatan, jadi tidak bisa menjawab," jelasnya.
Dia pun mewaspadai kenaikan kasus varian Omicron terhadap agenda pemulihan ekonomi nasional. Tercatat, kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia per 24 Januari 2022 bertambah menjadi 1.626 kasus.
Pemerintah belajar dari kenaikan kasus varian Delta dengan menginjak rem pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan akhirnya berimbas ke perekonomian.
"Kalau belajar dari Delta, kita harus lihat meningkatnya luar biasa cepat. Delta di Juni ke Juli di bawah 1.000 (kasus), lalu naik ke 10 ribu, naik lagi ke 56 ribu puncaknya. Saat itu kita lakukan PPKM dan alhamdulillah turun drastis dan efektif di Indonesia," tandasnya.
"Saya kan bukan dokter jadi enggak bisa komentar soal itu. Tapi saya ngerti banget orang saya hampir tiap hari ditusuk hidungnya juga. Jadi kalau mau ke DPR, DPD, ke presiden saya ditusuk dulu hidungnya," ujarnya dalam rapat kerja DPD RI, Senin (24/1/2022).
Dia bercerita lubang hidungnya terasa lebih lebar dibandingkan sebelumnya. Ini disebabkan hampir setiap hari hidungnya dicolok untuk melakukan tes antigen maupun PCR.
"Saya tiap hari sudah tes, jadi hidung saya bolongnya udah agak lebih gede kali. Tapi saya bukan ahli kesehatan, jadi tidak bisa menjawab," jelasnya.
Dia pun mewaspadai kenaikan kasus varian Omicron terhadap agenda pemulihan ekonomi nasional. Tercatat, kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia per 24 Januari 2022 bertambah menjadi 1.626 kasus.
Pemerintah belajar dari kenaikan kasus varian Delta dengan menginjak rem pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan akhirnya berimbas ke perekonomian.
"Kalau belajar dari Delta, kita harus lihat meningkatnya luar biasa cepat. Delta di Juni ke Juli di bawah 1.000 (kasus), lalu naik ke 10 ribu, naik lagi ke 56 ribu puncaknya. Saat itu kita lakukan PPKM dan alhamdulillah turun drastis dan efektif di Indonesia," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda