Wall Street Tergelincir, Terkontaminasi Ketegangan di Ukraina
Selasa, 25 Januari 2022 - 23:00 WIB
JAKARTA - Tiga indeks utama Wall Street tergelincir pada pembukaan perdagangan Selasa (25/1/2022). Penurunan terjadi sebagai imbas dari tekanan jual sejumlah emiten sektor teknologi bigcaps menjelang pertemuan The Fed , terutama berkaitan dengan waktu dan seberapa cepat kebijakan kenaikan suku bunga diterapkan.
Hingga pukul 21:31 WIB, Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 177,86 poin atau 0,52%, di 34.186,64, S&P 500 (SPX) dibuka lebih rendah sebesar 43,49 poin, atau 0,99% di 4.366,64, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 244,26 poin, atau 1,76% menjadi 13.610,87.
Sejumlah analis memperkirakan The Fed akan menaikan 25 basis poin suku bunga di bulan Maret 2022 dan menambahnya lagi hingga akhir tahun.
"Sepertinya pasar masih bereaksi terhadap sentimen yang datang dari kebijakan ketat dari The Fed," kata Analis Fort Pitt Grup Modal, Dan Eye, dilansir Reuters, Selasa (25/1/2022).
Ketegangan geopolitik antara Barat versus Rusia di perbatasan Ukraina turut menambah kekhawatiran ketidakpastian pasar. Belakangan, Departemen Pertahanan AS mengatakan telah menyiagakan sekitar 8.500 tentara.
Dari data ekonomi, investor masih menunggu data indeks kepercayaan konsumen sebagai titik tolak mengukur seberapa dahsyat kebangkitan kasus Omicron mengancam pola aktivitas ekonomi warga AS.
Hingga pukul 21:31 WIB, Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 177,86 poin atau 0,52%, di 34.186,64, S&P 500 (SPX) dibuka lebih rendah sebesar 43,49 poin, atau 0,99% di 4.366,64, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 244,26 poin, atau 1,76% menjadi 13.610,87.
Sejumlah analis memperkirakan The Fed akan menaikan 25 basis poin suku bunga di bulan Maret 2022 dan menambahnya lagi hingga akhir tahun.
"Sepertinya pasar masih bereaksi terhadap sentimen yang datang dari kebijakan ketat dari The Fed," kata Analis Fort Pitt Grup Modal, Dan Eye, dilansir Reuters, Selasa (25/1/2022).
Ketegangan geopolitik antara Barat versus Rusia di perbatasan Ukraina turut menambah kekhawatiran ketidakpastian pasar. Belakangan, Departemen Pertahanan AS mengatakan telah menyiagakan sekitar 8.500 tentara.
Dari data ekonomi, investor masih menunggu data indeks kepercayaan konsumen sebagai titik tolak mengukur seberapa dahsyat kebangkitan kasus Omicron mengancam pola aktivitas ekonomi warga AS.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda