Ditunjang Kinerja Positif, BNI Terus Didorong Go Internasional
Minggu, 30 Januari 2022 - 14:47 WIB
"Seperti bagaimana kami lihat di UAE, kita berhasil mengkolaborasikan diaspora dan UMKM. Ini merupakan upaya untuk terus menciptakan lapangan kerja bagi semua masyarakat Indonesia di luar negeri. Tentu ini juga menjadi salah satu langkah guna mendukung ekspansi kinerja ekonomi kita," ujarnya.
Erick juga berpendapat BNI berpotensi untuk mengoptimalkan momentum Presidensi G20 Indonesia 2022. Dia mengatakan, BNI bisa menjadi jembatan untuk merealisasikan berbagai proyek ekonomi berkelanjutan baru. Momentum G20 juga dapat dimanfaatkan BNI untuk melakukan showcasing layanan globalnya.
"Semoga dengan kondisi ekonomi makro yang lebih baik serta kinerja 2021 yang positif ini dapat menjadi modal BNI dalam menjawab semua ekspektasi pemangku kepentingan. BNI juga harus melakukan transformasi, dan inovasi guna meningkatkan kapabilitas dalam kinerjanya. Tentu juga dalam core value AKHLAK," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi kinerja manajemen BNI yang telah mampu menutup tahun 2021 dengan peningkatan kredit dan penghimpunan DPK yang sangat positif. Menurutnya, kinerja tersebut menunjukkan kemampuan BNI untuk menjaga kepercayaan kepada pemerintah dengan tata kelola yang sangat baik dalam operasionalnya. Upaya efisiensi menurutnya juga dilakukan dengan sangat baik dan hati-hati sehingga meningkatkan daya saing BNI dalam mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
"Makanya kalau BNI dapat hasil impressive itu hasil kerja keras insan BNI semuanya. Ini patut mendapat tepuk tangan. Itu adalah hasil dari fokus dan upaya yang dilakukan manajemen. Kami pun berharap semua insan BNI punya semangat untuk terus melakukan perbaikan di semua lini. Tidak boleh ada pengecualian. Waspada dan Optimis dalam satu nafas. Fleksibel tetapi tidak kehilangan fokus," tandasnya.
Sementara, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah berada pada 3,7% dan loan at risk berada pada 23% per akhir tahun lalu dan terus menunjukkan tren penurunan. Hal ini menjadi momentum bagi perseroan untuk lebih aktif mendorong pemulihan ekonomi nasional. "Adanya perbaikan NPL dan LaR tersebut menunjukkan bahwa ruang untuk terus tumbuh masih sangat terbuka," ujarnya.
BNI juga mampu meningkatkan modal pada tahun lalu dengan penerbitan Alternatif Tier I Capital sekitar Rp8,6 triliun sehingga membuat rasio kecukupan modal terkerek hingga posisi 19,7% dari akhir 2020 yang tercatat 16,8%.
"Tentunya kami sangat terima kasih atas support pemerintah. Kami bisa mencapai kinerja keuangan ini tentunya tidak lepas dari dukungan Kementerian Keuangan, Pemerintah dan stakeholder lainnya," tutup Royke.
Erick juga berpendapat BNI berpotensi untuk mengoptimalkan momentum Presidensi G20 Indonesia 2022. Dia mengatakan, BNI bisa menjadi jembatan untuk merealisasikan berbagai proyek ekonomi berkelanjutan baru. Momentum G20 juga dapat dimanfaatkan BNI untuk melakukan showcasing layanan globalnya.
"Semoga dengan kondisi ekonomi makro yang lebih baik serta kinerja 2021 yang positif ini dapat menjadi modal BNI dalam menjawab semua ekspektasi pemangku kepentingan. BNI juga harus melakukan transformasi, dan inovasi guna meningkatkan kapabilitas dalam kinerjanya. Tentu juga dalam core value AKHLAK," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi kinerja manajemen BNI yang telah mampu menutup tahun 2021 dengan peningkatan kredit dan penghimpunan DPK yang sangat positif. Menurutnya, kinerja tersebut menunjukkan kemampuan BNI untuk menjaga kepercayaan kepada pemerintah dengan tata kelola yang sangat baik dalam operasionalnya. Upaya efisiensi menurutnya juga dilakukan dengan sangat baik dan hati-hati sehingga meningkatkan daya saing BNI dalam mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
"Makanya kalau BNI dapat hasil impressive itu hasil kerja keras insan BNI semuanya. Ini patut mendapat tepuk tangan. Itu adalah hasil dari fokus dan upaya yang dilakukan manajemen. Kami pun berharap semua insan BNI punya semangat untuk terus melakukan perbaikan di semua lini. Tidak boleh ada pengecualian. Waspada dan Optimis dalam satu nafas. Fleksibel tetapi tidak kehilangan fokus," tandasnya.
Sementara, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah berada pada 3,7% dan loan at risk berada pada 23% per akhir tahun lalu dan terus menunjukkan tren penurunan. Hal ini menjadi momentum bagi perseroan untuk lebih aktif mendorong pemulihan ekonomi nasional. "Adanya perbaikan NPL dan LaR tersebut menunjukkan bahwa ruang untuk terus tumbuh masih sangat terbuka," ujarnya.
BNI juga mampu meningkatkan modal pada tahun lalu dengan penerbitan Alternatif Tier I Capital sekitar Rp8,6 triliun sehingga membuat rasio kecukupan modal terkerek hingga posisi 19,7% dari akhir 2020 yang tercatat 16,8%.
"Tentunya kami sangat terima kasih atas support pemerintah. Kami bisa mencapai kinerja keuangan ini tentunya tidak lepas dari dukungan Kementerian Keuangan, Pemerintah dan stakeholder lainnya," tutup Royke.
(fai)
tulis komentar anda