Titah Sri Mulyani: Pemerintah dan Perbankan Harus Harmonis Jaga Pemulihan Ekonomi
Senin, 31 Januari 2022 - 21:00 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani bertitah agar pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan perbankan hubungannya harus terus dijaga agar tetap dijalur yang tepat memainkan peran masing-masing dalam menjaga pemulihan ekonomi .
"Indonesia adalah sedikit negara yang sudah bisa kembali pada pre-covid level, dan ini berarti adalah salah satu bentuk nyata dari pemulihan ekonomi kita yang relatif cepat dan baik," kata dia, di Jakarta, Senin (25/1/2022).
Menurut dia, APBN sebagai fiscal tools merupakan instrumen utama dan terdepan untuk menangani Covid-19 baik dari aspek kesehatan, maupun dari sisi dampak sosial dan ekonominya. Pada 2020 dan 2021 lalu, APBN melakukan peningkatan belanja negara untuk membiayai perawatan pasien Covid sekaligus menjaga perekonomian agar tidak terkontraksi lebih dalam.
"Begitu ekonomi sudah tumbuh dan aman, semua investor mulai bergerak, konsumen bergerak, bank mulai bergerak. Kita sekarang mundur menjadi yang di belakang sambil saya menyehatkan APBN lagi. That is exactly the design of policy. Dan oleh karena itu hubungan antara policy maker dengan industri dan sektor keuangan harus terus dijaga harmonis," kata dia.
Dengan kondisi pandemi yang masih penuh ketidakpastian, Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah tetap optimistis namun juga tetap waspada. Menurut dia dua hal itu memiliki keterkaitan yang tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lain.
"Pemerintah juga akan fleksibel, namun tetap fokus dalam mengelola APBN sehingga laju pemulihan ekonomi nasional tetap selaras dan stabil," kata dia.
"Indonesia adalah sedikit negara yang sudah bisa kembali pada pre-covid level, dan ini berarti adalah salah satu bentuk nyata dari pemulihan ekonomi kita yang relatif cepat dan baik," kata dia, di Jakarta, Senin (25/1/2022).
Menurut dia, APBN sebagai fiscal tools merupakan instrumen utama dan terdepan untuk menangani Covid-19 baik dari aspek kesehatan, maupun dari sisi dampak sosial dan ekonominya. Pada 2020 dan 2021 lalu, APBN melakukan peningkatan belanja negara untuk membiayai perawatan pasien Covid sekaligus menjaga perekonomian agar tidak terkontraksi lebih dalam.
"Begitu ekonomi sudah tumbuh dan aman, semua investor mulai bergerak, konsumen bergerak, bank mulai bergerak. Kita sekarang mundur menjadi yang di belakang sambil saya menyehatkan APBN lagi. That is exactly the design of policy. Dan oleh karena itu hubungan antara policy maker dengan industri dan sektor keuangan harus terus dijaga harmonis," kata dia.
Dengan kondisi pandemi yang masih penuh ketidakpastian, Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah tetap optimistis namun juga tetap waspada. Menurut dia dua hal itu memiliki keterkaitan yang tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lain.
"Pemerintah juga akan fleksibel, namun tetap fokus dalam mengelola APBN sehingga laju pemulihan ekonomi nasional tetap selaras dan stabil," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda