Inflasi Tembus 0,56% di Januari, Kenaikan Harga Terjadi di 85 Kota
Rabu, 02 Februari 2022 - 14:29 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Januari 2022 terjadi inflasi sebesar 0,56% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,26.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, untuk inflasi tahun kalender 2022 sebesar 0,56% sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 2,18%.
Menurut Margo, inflasi terjadi di sebagian besar kota IHK yang disurvei. Dari 90 kota IHK, 85 kota mengalami inflasi, sisanya 5 kota terjadi deflasi.
"Inflasi tertinggi ada di kota Sibolga sebesar 1,53%, inflasi terendah ada di kota Manokwari sebesar 0,02%," ujarnya dalam jumpa pers secara virtual, Rabu (2/2/2022).
Menurut Margo, inflasi di kota Sibolga dikarenakan terjadi kenaikan harga daging ayam dan ikan. "Ini disebabkan andil dari kenaikan harga pada ayam ras, dengan andil inflasi sebesar 0,16% diikuti ikan serai dengan andil 0,16% dan ikan tongkol dengan andil 0,41%," urainya.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kotamabagu sebesar 0,66% dan deflasi terendah di Jayapura sebesar 0,04%. Hal ini terjadi karena penurunan harga pada cabai rawit dan ikan cakalang.
"Jayapura mengalami deflasi 0,04%. Penyebab deflasi tinggi disebabkan deflasi ikan cikalang yang diawetkan 0,36%, cabai rawit juga mengambil andil 0,28%, dan terakhir ikan cakalang atau ikan sisik dengan andil 0,18%,” bebernya.
Lebih lanjut, Margo memaparkan bahwa inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,17% dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,43%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, untuk inflasi tahun kalender 2022 sebesar 0,56% sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 2,18%.
Menurut Margo, inflasi terjadi di sebagian besar kota IHK yang disurvei. Dari 90 kota IHK, 85 kota mengalami inflasi, sisanya 5 kota terjadi deflasi.
"Inflasi tertinggi ada di kota Sibolga sebesar 1,53%, inflasi terendah ada di kota Manokwari sebesar 0,02%," ujarnya dalam jumpa pers secara virtual, Rabu (2/2/2022).
Menurut Margo, inflasi di kota Sibolga dikarenakan terjadi kenaikan harga daging ayam dan ikan. "Ini disebabkan andil dari kenaikan harga pada ayam ras, dengan andil inflasi sebesar 0,16% diikuti ikan serai dengan andil 0,16% dan ikan tongkol dengan andil 0,41%," urainya.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kotamabagu sebesar 0,66% dan deflasi terendah di Jayapura sebesar 0,04%. Hal ini terjadi karena penurunan harga pada cabai rawit dan ikan cakalang.
"Jayapura mengalami deflasi 0,04%. Penyebab deflasi tinggi disebabkan deflasi ikan cikalang yang diawetkan 0,36%, cabai rawit juga mengambil andil 0,28%, dan terakhir ikan cakalang atau ikan sisik dengan andil 0,18%,” bebernya.
Lebih lanjut, Margo memaparkan bahwa inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,17% dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,43%.
(ind)
tulis komentar anda