Hari Ini Melandai, Harga Minyak Sawit Diramal Masih Bakal Nanjak
Kamis, 03 Februari 2022 - 14:20 WIB
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami koreksi pada perdagangan Kamis (3/2/2022). Berdasarkan harga di bursa derivatif Malaysia hingga pukul 10:59 WIB, harga CPO untuk kontrak Februari 2022 tertekan 65 poin atau 1,12% di harga 5.720 ringgit Malaysia per ton dari 5.785.
Kontrak Maret 2022 anjlok 64 poin di 5.683 ringgit, dan kontrak April 2022 terpuruk 58 poin atau 1,03% di 5.534 ringgit dari 5.592 ringgit.
Meskipun harga terkoreksi, produksi minyak sawit global dilaporkan meningkat setiap tahun sebagai respons atas tingginya permintaan.
Sebagai catatan, sekitar 84% produksi minyak sawit dunia merupakan pasokan Indonesia dan Malaysia yang menyumbang 90% ekspor global.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi CPO di tahun 2021 mencapai 46,88 juta ton atau melandai 0,31% l dari pencapaian tahun 2020 sebesar 47,03 juta ton.
Adapun konsumsi minyak sawit dalam negeri 2021 mencapai 18,42 juta ton atau 6% lebih tinggi dari konsumsi tahun 2020 sebesar 17,35 juta ton.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan, produksi minyak sawit 2021 menunjukkan adanya anomali. Semester kedua yang biasanya lebih tinggi dari semester pertama di tahun 2021 justru lebih rendah.
"Oleh sebab itu, produksi semester I 2022 akan menjadi petunjuk apakah penurunan produksi akan terus berlanjut atau akan terjadi kenaikan. Pemupukan yang terkendala di tahun 2021 akibat kelangkaan dan kenaikan harga pupuk akan mempengaruhi produktivitas dan produksi 2022," ujarnya baru-baru ini.
Sementara itu total produksi di Malaysia diketahui meningkat hampir 4% menjadi 18,8 juta ton. Produksi yang melambat di tengah permintaan yang tinggi diperkirakan akan terus mengerek kenaikan harga CPO ke depannya.
Kontrak Maret 2022 anjlok 64 poin di 5.683 ringgit, dan kontrak April 2022 terpuruk 58 poin atau 1,03% di 5.534 ringgit dari 5.592 ringgit.
Meskipun harga terkoreksi, produksi minyak sawit global dilaporkan meningkat setiap tahun sebagai respons atas tingginya permintaan.
Sebagai catatan, sekitar 84% produksi minyak sawit dunia merupakan pasokan Indonesia dan Malaysia yang menyumbang 90% ekspor global.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi CPO di tahun 2021 mencapai 46,88 juta ton atau melandai 0,31% l dari pencapaian tahun 2020 sebesar 47,03 juta ton.
Adapun konsumsi minyak sawit dalam negeri 2021 mencapai 18,42 juta ton atau 6% lebih tinggi dari konsumsi tahun 2020 sebesar 17,35 juta ton.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan, produksi minyak sawit 2021 menunjukkan adanya anomali. Semester kedua yang biasanya lebih tinggi dari semester pertama di tahun 2021 justru lebih rendah.
"Oleh sebab itu, produksi semester I 2022 akan menjadi petunjuk apakah penurunan produksi akan terus berlanjut atau akan terjadi kenaikan. Pemupukan yang terkendala di tahun 2021 akibat kelangkaan dan kenaikan harga pupuk akan mempengaruhi produktivitas dan produksi 2022," ujarnya baru-baru ini.
Sementara itu total produksi di Malaysia diketahui meningkat hampir 4% menjadi 18,8 juta ton. Produksi yang melambat di tengah permintaan yang tinggi diperkirakan akan terus mengerek kenaikan harga CPO ke depannya.
(ind)
tulis komentar anda