Ibu Kota Pindah ke Nusantara, Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terpangkas Setengah
Senin, 07 Februari 2022 - 20:12 WIB
JAKARTA - Kebijakan pemerintah memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan juga menyimpan dampak pada pembangunan yang sedang berjalan saat ini, misalnya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Diperkirakan pemindahan tersebut akan berpengaruh terhadap okupansi kereta cepat.
Alasannya pemindahan Ibu Kota yang diikuti oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan mengurangi penumpang kreta tersebut hingga 50%. Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet menjelaskan, pada saat feasibility study atau studi kelayakan pada tahun 2017 di perkirakan kereta tersebut akan mengangkut penumpang sekitar 61.157 orang.
"Kemudian setelah dilakukan evaluasi oleh Polar UI dengan memperhatikan semua asumsi termasuk terkait adanya rencana pemindahan Ibu Kota dan lain-lain, penumpang menjadi 31.215 penumpang per hari," ujarnya dalam dalam RDP dengan Komisi V, Senin (7/2/2022).
Oleh sebab itu jika dilihat dari rancangan feasibility studi sebelumnya, maka terdapat potensi pengurangan penumpang hingga 29.942 orang atau kurang lebih mencapai 48,9% dari asumsi awal. "Ini menjadi suatu asumsi dasar yang kita gunakan saat ini," sambungnya.
Dwiyana menjelaskan, perkiraan penumpang sebanyak 31.125 orang per hari itu akan dilayani oleh 68 kereta per hari oleh 11 train set yang dipersiapkan. Rencananya jadwal operasi akan berlangsung mulai pukul 5.30 hingga 20.00.
"Kapasitas 1 train set ada 601 seat, terdiri dari 3 kelas, VIP, first class, dan second class. Tarif berkisar Rp 150-350 ribu sesuai hasil study demand forecast Polar UI," pungkasnya.
Alasannya pemindahan Ibu Kota yang diikuti oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan mengurangi penumpang kreta tersebut hingga 50%. Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet menjelaskan, pada saat feasibility study atau studi kelayakan pada tahun 2017 di perkirakan kereta tersebut akan mengangkut penumpang sekitar 61.157 orang.
"Kemudian setelah dilakukan evaluasi oleh Polar UI dengan memperhatikan semua asumsi termasuk terkait adanya rencana pemindahan Ibu Kota dan lain-lain, penumpang menjadi 31.215 penumpang per hari," ujarnya dalam dalam RDP dengan Komisi V, Senin (7/2/2022).
Oleh sebab itu jika dilihat dari rancangan feasibility studi sebelumnya, maka terdapat potensi pengurangan penumpang hingga 29.942 orang atau kurang lebih mencapai 48,9% dari asumsi awal. "Ini menjadi suatu asumsi dasar yang kita gunakan saat ini," sambungnya.
Baca Juga
Dwiyana menjelaskan, perkiraan penumpang sebanyak 31.125 orang per hari itu akan dilayani oleh 68 kereta per hari oleh 11 train set yang dipersiapkan. Rencananya jadwal operasi akan berlangsung mulai pukul 5.30 hingga 20.00.
"Kapasitas 1 train set ada 601 seat, terdiri dari 3 kelas, VIP, first class, dan second class. Tarif berkisar Rp 150-350 ribu sesuai hasil study demand forecast Polar UI," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda