Harta Orang Super Kaya Makin Gendut, Miliarder Charlie Munger: Iri Adalah Sifat Spesies Kita
Jum'at, 18 Februari 2022 - 16:56 WIB
WASHINGTON - Miliarder Charlie Munger mengakui bahwa kesenjangan antara orang kaya dan miskin semakin melebar, namun Ia mengatakan apa yang disampaikan para kritikus 'termotivasi dari kecemburuan'. Belakangan harta orang super kaya yang terus berlipat ganda selama Pandemi menjadi sorotan.
"Adalah sifat spesies kita, saat seseorang melihat sekelilingnya dan mereka iri karena orang itu memiliki lebih dari kita. Kecemburuan itu selalu menjadi masalah besar," kata Wakil Chairman Berkshire Hathaway, Munger.
Munger yang kini berusia 98 tahun itu membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Yahoo Finance menjelang rapat pemegang saham tahunan di Daily Journal, di mana Munger menjabat sebagai chairman.
Sejak awal pandemi Covid-19, 10 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan lebih dari dua kali lipat, menurut sebuah penelitian yang dirilis oleh Oxfam bulan lalu. Kekayaan kolektif mereka telah meningkat dari USD700 miliar atau setara Rp10,03 triliun menjadi USD1,5 triliun selama rentang waktu itu, menurut studi Oxfam
Sementara itu kemiskinan berkontribusi terhadap kematian sekitar 21.300 orang setiap hari, menurut perkiraan Oxfam. Kelompok advokasi menunjukkan ketimpangan kekayaan menghadirkan ancaman mengerikan yang dihadapi oleh orang-orang berpenghasilan rendah, seperti kurangnya perawatan kesehatan atau makanan.
Sebagai informasi saat ini, Berkshire Hathaway memiliki lebih dari 60 perusahaan, seperti Geico dan Dairy Queen, ditambah saham minoritas di Apple (AAPL) dan masih banyak lainnya. Munger tercatat memiliki kekayaan bersih USD2,4 miliar yang jika dirupiahkan senilai Rp34,3 triliun (Kurs Rp14.330 per USD), menurut Forbes.
Pernyataan dari Munger adalah yang terbaru dari serangkaian komentar tentang ketidaksetaraan kekayaan.
Pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway terbaru, pada bulan Mei, Munger menyatakan Senator Bernie Sanders (I-VT) sebagai pemenang dalam pertarungan politik negara atas ketidaksetaraan pendapatan. Ekonomi dan kebijakan moneter yang longgar pada akhirnya akan mempersempit kesenjangan kekayaan negara, prediksi Munger.
"Adalah sifat spesies kita, saat seseorang melihat sekelilingnya dan mereka iri karena orang itu memiliki lebih dari kita. Kecemburuan itu selalu menjadi masalah besar," kata Wakil Chairman Berkshire Hathaway, Munger.
Baca Juga
Munger yang kini berusia 98 tahun itu membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Yahoo Finance menjelang rapat pemegang saham tahunan di Daily Journal, di mana Munger menjabat sebagai chairman.
Sejak awal pandemi Covid-19, 10 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan lebih dari dua kali lipat, menurut sebuah penelitian yang dirilis oleh Oxfam bulan lalu. Kekayaan kolektif mereka telah meningkat dari USD700 miliar atau setara Rp10,03 triliun menjadi USD1,5 triliun selama rentang waktu itu, menurut studi Oxfam
Sementara itu kemiskinan berkontribusi terhadap kematian sekitar 21.300 orang setiap hari, menurut perkiraan Oxfam. Kelompok advokasi menunjukkan ketimpangan kekayaan menghadirkan ancaman mengerikan yang dihadapi oleh orang-orang berpenghasilan rendah, seperti kurangnya perawatan kesehatan atau makanan.
Sebagai informasi saat ini, Berkshire Hathaway memiliki lebih dari 60 perusahaan, seperti Geico dan Dairy Queen, ditambah saham minoritas di Apple (AAPL) dan masih banyak lainnya. Munger tercatat memiliki kekayaan bersih USD2,4 miliar yang jika dirupiahkan senilai Rp34,3 triliun (Kurs Rp14.330 per USD), menurut Forbes.
Pernyataan dari Munger adalah yang terbaru dari serangkaian komentar tentang ketidaksetaraan kekayaan.
Pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway terbaru, pada bulan Mei, Munger menyatakan Senator Bernie Sanders (I-VT) sebagai pemenang dalam pertarungan politik negara atas ketidaksetaraan pendapatan. Ekonomi dan kebijakan moneter yang longgar pada akhirnya akan mempersempit kesenjangan kekayaan negara, prediksi Munger.
Lihat Juga :
tulis komentar anda