Demi Warteg dan Tukang Bakso, Ikappi Minta Jangan Semua Pedagang Daging Mogok Jualan
Kamis, 24 Februari 2022 - 14:12 WIB
JAKARTA - Rencana pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek yang akan melakukan aksi mogok berjualan direspons beragam. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) sedang berupaya meminta agar aksi mogok tidak dilakukan oleh semua pedagang daging sapi.
Hal ini mengingat banyak pihak membutuhkan daging sapi untuk kebutuhan makan harian maupun berjualan. Contohnya pengusaha warung tegal (warteg) dan pedagang bakso yang sehari-hari membutuhkan daging sapi.
"Kami sedang mengonsilidasikan supaya tetap berdagang. Boleh mogok jualan tapi saya minta jangan semuanya. Karena ini berkaitan dengan pihak ketiga seperti warteg, tukang baso dan pedagang lainnya," ujar Ketua Ikappi Abdullah Mansuri saat dihubungi media, Kamis (24/2/2022).
Sepengetahuan Abdullah aksi mogok tersebut hanya dilakukan pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek. Hal ini karena wilayah itu saja yang sudah tak sanggup menanggung harga beli daging sapi yang terus merangkak naik.
"Keluhan ini banyak yang dari Jabodetabek. Kalau daerah lain saya belum tahu. Makanya pekan depan yang berencana mau mogok itu temen-temen pedagang daging yang di Jabodetabek," bebernya.
"Tapi apa daya, ini persoalan untung rugi. Kalau pedagang rugi terus, saya juga nggak mungkin membiarkan mereka rugi," tukasnya.
Terkait hal ini, Abdullah mengaku, pihaknya sudah mendorong pemerintah agar bisa berupaya menurunkan harga daging sapi demi kesejahteraan para pedagang pasar maupun pembeli. "Kita usahakan beberapa hari ini bisa mendorong agar ada percepatan upaya dari pemerintah," tuturnya.
Menurut Abdullah, untuk harga daging sapi murni biasanya dibanderol di kisaran Rp115.000-Rp120.000 per kg. Namun, kini harganya merangkak naik ke Rp132.000 per kg. Sementara untuk daging sapi paha belakang harganya naik menjadi sekitar Rp140.000-an per kg.
Hal ini mengingat banyak pihak membutuhkan daging sapi untuk kebutuhan makan harian maupun berjualan. Contohnya pengusaha warung tegal (warteg) dan pedagang bakso yang sehari-hari membutuhkan daging sapi.
"Kami sedang mengonsilidasikan supaya tetap berdagang. Boleh mogok jualan tapi saya minta jangan semuanya. Karena ini berkaitan dengan pihak ketiga seperti warteg, tukang baso dan pedagang lainnya," ujar Ketua Ikappi Abdullah Mansuri saat dihubungi media, Kamis (24/2/2022).
Sepengetahuan Abdullah aksi mogok tersebut hanya dilakukan pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek. Hal ini karena wilayah itu saja yang sudah tak sanggup menanggung harga beli daging sapi yang terus merangkak naik.
"Keluhan ini banyak yang dari Jabodetabek. Kalau daerah lain saya belum tahu. Makanya pekan depan yang berencana mau mogok itu temen-temen pedagang daging yang di Jabodetabek," bebernya.
"Tapi apa daya, ini persoalan untung rugi. Kalau pedagang rugi terus, saya juga nggak mungkin membiarkan mereka rugi," tukasnya.
Terkait hal ini, Abdullah mengaku, pihaknya sudah mendorong pemerintah agar bisa berupaya menurunkan harga daging sapi demi kesejahteraan para pedagang pasar maupun pembeli. "Kita usahakan beberapa hari ini bisa mendorong agar ada percepatan upaya dari pemerintah," tuturnya.
Menurut Abdullah, untuk harga daging sapi murni biasanya dibanderol di kisaran Rp115.000-Rp120.000 per kg. Namun, kini harganya merangkak naik ke Rp132.000 per kg. Sementara untuk daging sapi paha belakang harganya naik menjadi sekitar Rp140.000-an per kg.
(ind)
tulis komentar anda