Kementerian Perdagangan Optimis Pasar Ekspor Sawit Masih Positif
Senin, 15 Juni 2020 - 17:27 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga masih optimistis terhadap prospek ekspor minyak sawit dan turunannya masih akan positif di tengah pandemi Covid-19 dan tantangan global lainnya.
"Kalau melihat data, sebetulnya ini trennya positif dan juga secara umum ekspor kita dilihat dari kacamata global masih optimis. Secara umum kondisi ini masih relatif aman dan kondusif," ujarnya pada diskusi virtual "Menjaga Pasar Ekspor Sawit Dikala Pandemi", di Jakarta, Senin (15/6/2020). (Baca : Ekonom: Industri Sawit Tahan Banting di Tengah Pandemi Covid-19 )
Jerry memaparkan, pada periode Januari-April 2020, ekspor CPO dan turunannya mencapai USD6,3 miliar memberikan kontribusi terhadap ekspor nonmigas sebesar 12,4%. Secara nilai, ekspornya meningkat dari tahun sebelumnya.
Namun terdapat penurunan pangsa ekspor pada periode 2017-2019. "Kita perlu mewaspadai tren penurunan pangsa ekspor sawit Indonesia yang terjadi dalam tiga tahun belakangan ini," imbuhnya.
Dia melanjutkan, total ekspor bulanan CPO dan produk turunannya Indonesia anjlok sejak merebak wabah virus corona. Meski sempat mengalami kenaikan ekspor di akhir tahun 2019, namun sejak awal tahun 2020 ekspor CPO mengalami penurunan.
Menurut Jerry, kinerja ekspor di beberapa pasar utama sawit pada periode Januari-April 2020 cukup bervariasi terutama di negara India, China, Pakistan, dan Belanda. Ekspor sawit ke India masih menunjukkan peningkatan baik secara nilai sebesar 55,3% maupun volume sebesar 11,2%.
Begitu pula ekspor CPO dan turunannya ke Pakistan juga mengalami pertumbuhan nilai yang besar yaitu 22,3%, meskipun secara volume turun -3,0%.
"Namun pasar utama lain, ini juga yang harus kita waspadai seperti China dan Belanda itu turunnya cukup signifikan. Ekspor sawit ke China secara volume turun 54,3% dan secara nilai turun 48,5% secara yoy. Begitu pula ekspor sawit ke Belanda volumenya turun minus 27,9% dan nilainya juga turun 9,3%," paparnya.
Kinerja ekspor produk utama sawit, yaitu RBD Palm Olein mengalami tekanan. Ekspor RBD Palm Olein anjlok cukup dalam para periode Januari-April 2020 (yoy), khususnya secara volume dengan penurunan -28,8% atau turun dari 4,01 juta ton menjadi 2,85 juta ton. Sementara itu, nilai ekspor RBD PO turun -9,2% atau turun dari USD2,15 miliar menjadi USD1,95 miliar.
"Kalau melihat data, sebetulnya ini trennya positif dan juga secara umum ekspor kita dilihat dari kacamata global masih optimis. Secara umum kondisi ini masih relatif aman dan kondusif," ujarnya pada diskusi virtual "Menjaga Pasar Ekspor Sawit Dikala Pandemi", di Jakarta, Senin (15/6/2020). (Baca : Ekonom: Industri Sawit Tahan Banting di Tengah Pandemi Covid-19 )
Jerry memaparkan, pada periode Januari-April 2020, ekspor CPO dan turunannya mencapai USD6,3 miliar memberikan kontribusi terhadap ekspor nonmigas sebesar 12,4%. Secara nilai, ekspornya meningkat dari tahun sebelumnya.
Namun terdapat penurunan pangsa ekspor pada periode 2017-2019. "Kita perlu mewaspadai tren penurunan pangsa ekspor sawit Indonesia yang terjadi dalam tiga tahun belakangan ini," imbuhnya.
Dia melanjutkan, total ekspor bulanan CPO dan produk turunannya Indonesia anjlok sejak merebak wabah virus corona. Meski sempat mengalami kenaikan ekspor di akhir tahun 2019, namun sejak awal tahun 2020 ekspor CPO mengalami penurunan.
Menurut Jerry, kinerja ekspor di beberapa pasar utama sawit pada periode Januari-April 2020 cukup bervariasi terutama di negara India, China, Pakistan, dan Belanda. Ekspor sawit ke India masih menunjukkan peningkatan baik secara nilai sebesar 55,3% maupun volume sebesar 11,2%.
Begitu pula ekspor CPO dan turunannya ke Pakistan juga mengalami pertumbuhan nilai yang besar yaitu 22,3%, meskipun secara volume turun -3,0%.
"Namun pasar utama lain, ini juga yang harus kita waspadai seperti China dan Belanda itu turunnya cukup signifikan. Ekspor sawit ke China secara volume turun 54,3% dan secara nilai turun 48,5% secara yoy. Begitu pula ekspor sawit ke Belanda volumenya turun minus 27,9% dan nilainya juga turun 9,3%," paparnya.
Kinerja ekspor produk utama sawit, yaitu RBD Palm Olein mengalami tekanan. Ekspor RBD Palm Olein anjlok cukup dalam para periode Januari-April 2020 (yoy), khususnya secara volume dengan penurunan -28,8% atau turun dari 4,01 juta ton menjadi 2,85 juta ton. Sementara itu, nilai ekspor RBD PO turun -9,2% atau turun dari USD2,15 miliar menjadi USD1,95 miliar.
Lihat Juga :
tulis komentar anda