Gawat! Harga Minyak Dekati USD140 per Barel, Level Tertinggi Sejak 2008

Senin, 07 Maret 2022 - 14:36 WIB
Harga minyak dunia terus melonjak. Foto/Reuters
JAKARTA - Berdasarkan data hingga pukul 12:40 WIB, minyak Brent kontrak Mei 2022 naik 9,83% di USD129,72 per barel, dan sempat menyentuh level USD139,13 per barel. Angka itu mendekati level USD140 per barel, yang merupakan level tertinggi Brent sejak 2008.



Brent kontrak Juni 2022 melesat 8,51% di USD124,01 per barel, dan sempat melesat hingga USD134,91 per barel. Brent kontrak Juli 2022 menanjak 7,55% di USD119,24 per barel, dan sempat bergerak ke harga USD129,94 per barel.



Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 menguat 8,92% di USD126 per barel, menyentuh titik tertingginya sejak 2008 ke USD130,50 per barel. WTI kontrak Mei 2022 melejit 8,46% di USD121,59 hingga USD126,42 per barel, dan WTI kontrak Juni 2022 terbang 7,78% di USD116,53 per barel hingga USD121,7 per barel.

Kenaikan harga minyak terjadi menyusul langkah negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa mempertimbangkan sanksi untuk melakukan embargo impor minyak dari Rusia. Selain itu, penundaan pasokan minyak dari Iran ke pasar global juga dinilai semakin mendongkrak harga minyak di pasaran.

"Boikot impor akan memberikan tekanan besar pada pasokan minyak dan gas yang telah merasakan dampak peningkatan permintaan," kata analis CMC Markets, dilansir Reuters, Senin (7/3/2022).

CMS Markets mencermati harga minyak dapat bergerak hingga level USD150 per barel dalam jangka dekat. Kenaikan harga bakal semakin memberikan tekanan lebih lanjut terhadap ekonomi global, dan mendorong inflasi bergerak lebih tinggi.

"Ini membuat bank sentral memperdebatkan seberapa cepat kenaikan suku bunga harus dilaksanakan," tegasnya.

Diketahui, harga minyak global telah melonjak 67% sejak awal 2022, menyusul kenaikan komoditas lainnya. Harga bahan bakar juga telah melampaui rekor sejak tahun 2008 saat harga bensin AS mencapai USD3,890 per galon.

Analis di Bank of America mengatakan apabila sebagian besar pasokan minyak dari Rusia dihentikan, maka diperkirakan akan ada kekosongan 5 juta barel atau lebih besar lagi.



"Ini berarti harga minyak bisa berlipat ganda dari USD100 menjadi USD200 per barel," tukasnya.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More