Pesawat China Eastern Airlines Jatuh, Saham Boeing Langsung Menukik 6 Persen
Senin, 21 Maret 2022 - 21:58 WIB
JAKARTA - Tiga indeks acuan Wall Street dibuka lebih rendah pada hari Senin, (21/3/2022). Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 85,08 poin atau 0,24% di 34.669,85, S&P 500 (SPX) dibuka lebih rendah sebesar 0,72 poin atau 0,02% di 4.462,40. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 33,45 poin atau 0,24%, menjadi 13.860,39.
Indeks DJI mengalami koreksi, salah satunya dipicu oleh jatuhnya saham Boeing yang turun 5,9% menyusul insiden kecelakaan pesawat 737-800 NG yang dioperasikan oleh China Eastern Airlines. Pesawat diperkirakan jatuh selama penerbangan dengan total korban yang hilang mencapai 132 nyawa, dilansir Reuters, Senin (21/3/2022).
Bursa saham Amerika Serikat juga terus mencermati kenaikan harga minyak mentah atau crude oil yang mengancam inflasi di tingkat global.
"Ke depan ini akan menjadi ujian bagi pasar, apakah reli yang terjadi pada minggu lalu sudah cukup tinggi, atau masih akan terus berlanjut. Harapannya adalah ada di berita damai Ukraina," kata Francesco Pesole dan Chris Turner dari ING, dilansir Reuters, Senin (21/3/2022).
Konflik militer antara Rusia dan Ukraina, serta sejumlah sanksi yang ditimbulkan dari Amerika Serikat dan Eropa masih menimbulkan ketidakpastian ekonomi.
Kabar terbaru, Ukraina menentang ultimatum Rusia untuk menyerahkan Ibu Kota Mariupol, sementara Uni Eropa akan mempertimbangkan usulan AS untuk melakukan embargo energi terhadap Rusia.
Indeks DJI mengalami koreksi, salah satunya dipicu oleh jatuhnya saham Boeing yang turun 5,9% menyusul insiden kecelakaan pesawat 737-800 NG yang dioperasikan oleh China Eastern Airlines. Pesawat diperkirakan jatuh selama penerbangan dengan total korban yang hilang mencapai 132 nyawa, dilansir Reuters, Senin (21/3/2022).
Bursa saham Amerika Serikat juga terus mencermati kenaikan harga minyak mentah atau crude oil yang mengancam inflasi di tingkat global.
"Ke depan ini akan menjadi ujian bagi pasar, apakah reli yang terjadi pada minggu lalu sudah cukup tinggi, atau masih akan terus berlanjut. Harapannya adalah ada di berita damai Ukraina," kata Francesco Pesole dan Chris Turner dari ING, dilansir Reuters, Senin (21/3/2022).
Konflik militer antara Rusia dan Ukraina, serta sejumlah sanksi yang ditimbulkan dari Amerika Serikat dan Eropa masih menimbulkan ketidakpastian ekonomi.
Baca Juga
Kabar terbaru, Ukraina menentang ultimatum Rusia untuk menyerahkan Ibu Kota Mariupol, sementara Uni Eropa akan mempertimbangkan usulan AS untuk melakukan embargo energi terhadap Rusia.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda