Wall Street Menguat Usai Joe Biden Telepon Xi Jinping Soal Ukraina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga indeks utama Wall Street ditutup naik pada perdagangan Jumat (18/3/2022) waktu setempat, dengan dorongan terbesar dari saham teknologi. Penguatan indeks juga terlihat setelah Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping melakukan pembicaraan via telpon membahas mengenai krisis Ukraina berakhir tanpa kejutan besar.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 274,17 poin, atau 0,8%, menjadi 34.754,93, S&P 500 naik 51,45 poin, atau 1,17%, menjadi 4.463,12 dan Nasdaq Composite bertambah 279,06 poin, atau 2,05%, menjadi 13.893,84.
Tiga indeks utama Wall Street membual persentase kenaikan mingguan terbesar sejak awal November 2020 dengan S&P naik 6,2% sementara Dow naik 5,5% dan Nasdaq melonjak 8,2%. Investor juga merasa lega dengan melambatnya kenaikan harga minyak karena mereka terus mencerna kenaikan suku bunga Federal Reserve pada Rabu dan rencana agresifnya untuk kenaikan lebih lanjut yang bertujuan memerangi inflasi yang melonjak.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan pemimpin China Xi Jinping selama panggilan telepon bahwa akan ada "konsekuensi" jika Beijing memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina, kata Gedung Putih. Kedua belah pihak menekankan perlunya solusi diplomatik untuk krisis tersebut.
Sementara Xi meminta negara-negara NATO untuk mengadakan dialog dengan Moskow, dia tidak menyalahkan Rusia atas invasi tersebut. "Pembacaan dari pertemuan itu seperti yang diharapkan," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York mengenai pembicaraan Xi dan Biden.
Dia mengatakan bahwa sejak pembicaraan Rusia/Ukraina berlanjut, investor cenderung optimis. "Mengenai Rusia, Ukraina, pasar lebih positif pada berita dari front diplomatik daripada negatif pada eskalasi," ujarnya
Hogan juga mengutip harga minyak yang lebih tenang dan kelegaan bahwa berita Fed yang sangat dinanti akhirnya keluar.
"Alih-alih memiliki ketakutan dan keraguan tentang apa yang mungkin dilakukan The Fed, kami memiliki peta jalan yang jelas untuk kebijakan moneter," katanya.
Selain tindakan Fed yang kurang berat dari yang diharapkan, Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers di Greenwich, Connecticut mengatakan investor diyakinkan bahwa harga minyak mentah AS tidak terlalu jauh di atas USD100 pada hari Jumat setelah baru-baru ini melampaui USD130.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 274,17 poin, atau 0,8%, menjadi 34.754,93, S&P 500 naik 51,45 poin, atau 1,17%, menjadi 4.463,12 dan Nasdaq Composite bertambah 279,06 poin, atau 2,05%, menjadi 13.893,84.
Tiga indeks utama Wall Street membual persentase kenaikan mingguan terbesar sejak awal November 2020 dengan S&P naik 6,2% sementara Dow naik 5,5% dan Nasdaq melonjak 8,2%. Investor juga merasa lega dengan melambatnya kenaikan harga minyak karena mereka terus mencerna kenaikan suku bunga Federal Reserve pada Rabu dan rencana agresifnya untuk kenaikan lebih lanjut yang bertujuan memerangi inflasi yang melonjak.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan pemimpin China Xi Jinping selama panggilan telepon bahwa akan ada "konsekuensi" jika Beijing memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina, kata Gedung Putih. Kedua belah pihak menekankan perlunya solusi diplomatik untuk krisis tersebut.
Sementara Xi meminta negara-negara NATO untuk mengadakan dialog dengan Moskow, dia tidak menyalahkan Rusia atas invasi tersebut. "Pembacaan dari pertemuan itu seperti yang diharapkan," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York mengenai pembicaraan Xi dan Biden.
Dia mengatakan bahwa sejak pembicaraan Rusia/Ukraina berlanjut, investor cenderung optimis. "Mengenai Rusia, Ukraina, pasar lebih positif pada berita dari front diplomatik daripada negatif pada eskalasi," ujarnya
Hogan juga mengutip harga minyak yang lebih tenang dan kelegaan bahwa berita Fed yang sangat dinanti akhirnya keluar.
"Alih-alih memiliki ketakutan dan keraguan tentang apa yang mungkin dilakukan The Fed, kami memiliki peta jalan yang jelas untuk kebijakan moneter," katanya.
Selain tindakan Fed yang kurang berat dari yang diharapkan, Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers di Greenwich, Connecticut mengatakan investor diyakinkan bahwa harga minyak mentah AS tidak terlalu jauh di atas USD100 pada hari Jumat setelah baru-baru ini melampaui USD130.