Ngotot Tak Mau Bayar Gas Pakai Rubel, Pemimpin UE: Ini Pelanggaran Kontrak!
Jum'at, 25 Maret 2022 - 15:23 WIB
Analis mengatakan, pembayaran rubel akan dimungkinkan tanpa melanggar sanksi UE, yang tidak secara langsung mengenai pasokan minyak dan gas tetapi menargetkan bank yang dapat terlibat dalam transaksi rubel.
Pengekspor gas utama Rusia, Gazprom, memiliki lebih dari 40 perjanjian gas jangka panjang dengan mitra Eropa, di mana Eropa membayar ratusan juta euro per hari ke Moskow untuk bahan bakar fosil. Menurut Gazprom, sekitar 97% dari penjualan gasnya ke Eropa dan negara-negara lain pada 27 Januari diselesaikan dalam euro atau dolar AS.
Gangguan terhadap impor minyak dan gas Rusia akan memukul beberapa negara Uni Eropa lebih keras daripada yang lainnya. Jerman misalnya, adalah konsumen energi dan ekonomi terbesar di Eropa yang menerima 18% dari ekspor gas Rusia dan 11% dari minyaknya.
Di bagian lain, Presiden Lithuania Gitanas NausÄ—da mengatakan dia tidak takut dengan permintaan Putin, karena Latvia tidak mengimpor minyak mentah Rusia dan dapat mengganti gas Rusia dengan gas alam cair dari tempat lain. "Tidak ada yang akan membayar dalam rubel," kata Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa.
Pengekspor gas utama Rusia, Gazprom, memiliki lebih dari 40 perjanjian gas jangka panjang dengan mitra Eropa, di mana Eropa membayar ratusan juta euro per hari ke Moskow untuk bahan bakar fosil. Menurut Gazprom, sekitar 97% dari penjualan gasnya ke Eropa dan negara-negara lain pada 27 Januari diselesaikan dalam euro atau dolar AS.
Gangguan terhadap impor minyak dan gas Rusia akan memukul beberapa negara Uni Eropa lebih keras daripada yang lainnya. Jerman misalnya, adalah konsumen energi dan ekonomi terbesar di Eropa yang menerima 18% dari ekspor gas Rusia dan 11% dari minyaknya.
Di bagian lain, Presiden Lithuania Gitanas NausÄ—da mengatakan dia tidak takut dengan permintaan Putin, karena Latvia tidak mengimpor minyak mentah Rusia dan dapat mengganti gas Rusia dengan gas alam cair dari tempat lain. "Tidak ada yang akan membayar dalam rubel," kata Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa.
(fai)
tulis komentar anda