Kisah 2 Kapal Pesiar Mewah Abramovich Melarikan Diri dari Sanksi, Nilainya Rp14,2 Triliun
Sabtu, 26 Maret 2022 - 09:52 WIB
Lokasi Netral Paling Depan Bagi Oligarki
Turki, meskipun sangat mengkritik perang Rusia di Ukraina, telah menolak untuk mengikuti sekutu NATO-nya dalam menjatuhkan sanksi terhadap negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu. Turki mengatakan, sikap menentangnya karena prinsip.
Mengingat hubungan diplomatik dan ekonominya dengan Rusia, terutama mengenai impor gas Rusia, dan kadang-kadang hubungan yang bergejolak dengan mitra Barat. Bukan tidak mungkin, sikap Turki bisa berubah dalam waktu dekat.
"Implisit halus ini adalah pemahaman seperti dengan aneksasi Krimea pada tahun 2014 bahwa Turki tidak akan bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia," ucap Direktur dan spesialis Turki di Eurasia Group, Emre Parker.
Sebaliknya, Turki telah memposisikan dirinya sebagai mediator netral dan dihargai dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina. Dimana Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte memuji negara itu karena "melakukan semua yang dapat dilakukannya."
Hal itu telah menjadikan Turki menjadi tujuan pilihan bagi orang Rusia yang ingin mengamankan kekayaan mereka saat investasi di pasar global yang semakin tidak ramah.
Abramovich, yang tidak bepergian dengan salah satu dari dua kapal pesiar, menurut data pelacakan penerbangan berada di Istanbul pekan lalu.
"Dia ingin melakukan beberapa pekerjaan dan mungkin membeli beberapa aset," kata seorang sumber kepada Reuters, mencatat langkah serupa oleh oligarki lainnya.
Abramovich menjual klub sepak bola Chelsea yang disita dua minggu lalu oleh otoritas Inggris masih berlangsung. Juru bicara pemerintah Turki dan Abramovich tidak segera menanggapi permintaan CNBC untuk berkomentar.
Turki, meskipun sangat mengkritik perang Rusia di Ukraina, telah menolak untuk mengikuti sekutu NATO-nya dalam menjatuhkan sanksi terhadap negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu. Turki mengatakan, sikap menentangnya karena prinsip.
Mengingat hubungan diplomatik dan ekonominya dengan Rusia, terutama mengenai impor gas Rusia, dan kadang-kadang hubungan yang bergejolak dengan mitra Barat. Bukan tidak mungkin, sikap Turki bisa berubah dalam waktu dekat.
"Implisit halus ini adalah pemahaman seperti dengan aneksasi Krimea pada tahun 2014 bahwa Turki tidak akan bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia," ucap Direktur dan spesialis Turki di Eurasia Group, Emre Parker.
Sebaliknya, Turki telah memposisikan dirinya sebagai mediator netral dan dihargai dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina. Dimana Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte memuji negara itu karena "melakukan semua yang dapat dilakukannya."
Hal itu telah menjadikan Turki menjadi tujuan pilihan bagi orang Rusia yang ingin mengamankan kekayaan mereka saat investasi di pasar global yang semakin tidak ramah.
Baca Juga
Abramovich, yang tidak bepergian dengan salah satu dari dua kapal pesiar, menurut data pelacakan penerbangan berada di Istanbul pekan lalu.
"Dia ingin melakukan beberapa pekerjaan dan mungkin membeli beberapa aset," kata seorang sumber kepada Reuters, mencatat langkah serupa oleh oligarki lainnya.
Abramovich menjual klub sepak bola Chelsea yang disita dua minggu lalu oleh otoritas Inggris masih berlangsung. Juru bicara pemerintah Turki dan Abramovich tidak segera menanggapi permintaan CNBC untuk berkomentar.
tulis komentar anda