Lakshmi Mittal Nyaris 11-12 dengan Sri Prakash Lohia: Cari Peruntungan di Indonesia, Nikmati Kekayaan di London
Rabu, 30 Maret 2022 - 11:55 WIB
JAKARTA - Lakshmi Niwas Mittal nyaris 11-12 dengan Sri Prakash Lohia, sang adik ipar. Mittal juga pernah " berimigrasi " ke Indonesia untuk mencari peruntungan, sebelum akhirnya menjadi raja metal dunia. Berbeda dengan Sri Prakash yang sudah menjadi warga negara Indonesia, Mittal masih memegang kewarganegaraan India .
Lakshmi menjadi raja metal karena memiliki DNA yang diturunkan dari sang ayah, Mohanlal Mittal, yang menjalankan bisnis baja di India sejak tahun 1950-an. Gara-gara pemerintah India melakukan pembatasan produksi baja, Lakshmi Mittal hijrah ke Indonesia saat berusia 26 tahun dan membuka pabrik baja pertamanya PT Ispat Indo di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia pada tahun 1976.
Dengan kepiawaiannya, Lakshmi Mittal mampu mengolah bisnis industri baja menjadi sumber-sumber duit. Pria lulusan University of Calcutta ini banyak membeli pabrik-pabrik baja yang merugi di berbagai negara dan mengubahnya menjadi mesin uang yang menguntungkan. Tahun 1989, misalnya, Mittal membeli pabrik baja di Trinidad dan Tobago yang ditimpa kerugian sangat besar, dan meraciknya menjadi usaha yang menguntungkan hanya dalam setahun.
Desember 2001, Mittal mengakuisisi pabrik baja yang ia beri nama Ispat Mexicana Sidex. Pada Oktober 2003, grupnya berhasil menyelesaikan transaksi USD155 juta untuk melepaskan kendali pemerintah Rumania di perusahaan baja Siderurgica Hunedoara dan Petrotub Roman. Sehari sebelumnya dia mengambil alih Grup Baja PHS yang meliputi Huta Sendzimira, Huta Katowice, Huta Florian dan Huta Cedler dari pemerintah Polandia.
Lakshmi Mittal lebih tajir dari Sri Prakash Lohia. Kekayaan Lakshmi Mittal mencapai USD18,6 miliar atau Rp264 triliun. Dengan Kekayaannya itu Forbes menempatkannya di posisi 94 sebagai orang terkaya di dunia. Di India posisinya berada di nomor 4 orang terkaya, di bawah Mukesh Ambani (2).
Seperti sang adik ipar, Sri Pakash Lohia, Lakshmi Mita juga menetap di London. Di Indonesia sendiri dia sebut-sebut tinggal selama 10 tahun saja.
Lakshmi menjadi raja metal karena memiliki DNA yang diturunkan dari sang ayah, Mohanlal Mittal, yang menjalankan bisnis baja di India sejak tahun 1950-an. Gara-gara pemerintah India melakukan pembatasan produksi baja, Lakshmi Mittal hijrah ke Indonesia saat berusia 26 tahun dan membuka pabrik baja pertamanya PT Ispat Indo di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia pada tahun 1976.
Dengan kepiawaiannya, Lakshmi Mittal mampu mengolah bisnis industri baja menjadi sumber-sumber duit. Pria lulusan University of Calcutta ini banyak membeli pabrik-pabrik baja yang merugi di berbagai negara dan mengubahnya menjadi mesin uang yang menguntungkan. Tahun 1989, misalnya, Mittal membeli pabrik baja di Trinidad dan Tobago yang ditimpa kerugian sangat besar, dan meraciknya menjadi usaha yang menguntungkan hanya dalam setahun.
Desember 2001, Mittal mengakuisisi pabrik baja yang ia beri nama Ispat Mexicana Sidex. Pada Oktober 2003, grupnya berhasil menyelesaikan transaksi USD155 juta untuk melepaskan kendali pemerintah Rumania di perusahaan baja Siderurgica Hunedoara dan Petrotub Roman. Sehari sebelumnya dia mengambil alih Grup Baja PHS yang meliputi Huta Sendzimira, Huta Katowice, Huta Florian dan Huta Cedler dari pemerintah Polandia.
Lakshmi Mittal lebih tajir dari Sri Prakash Lohia. Kekayaan Lakshmi Mittal mencapai USD18,6 miliar atau Rp264 triliun. Dengan Kekayaannya itu Forbes menempatkannya di posisi 94 sebagai orang terkaya di dunia. Di India posisinya berada di nomor 4 orang terkaya, di bawah Mukesh Ambani (2).
Seperti sang adik ipar, Sri Pakash Lohia, Lakshmi Mita juga menetap di London. Di Indonesia sendiri dia sebut-sebut tinggal selama 10 tahun saja.
(uka)
tulis komentar anda