Terus Masuk, Modal Asing Jadi Pendongkrak Rupiah
Kamis, 18 Juni 2020 - 15:51 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terus menguat dalam beberapa waktu belakangan. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, penguatan itu karena berlanjutnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik.
"Sampai dengan 17 Juni 2020, nilai tukar rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,75% secara point to point atau 5,69% secara rerata dibandingkan dengan level Mei 2020," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video conference, Kamis (18/6/2020).
Namun, jika dibandingkan dengan level yang dicapai pada akhir 2019, mata uang garuda masih terdepresiasi sebesar 1,42%. Selain itu, berlanjutnya penguatan rupiah ditopang oleh meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. Juga karena tingginya daya tarik aset keuangan domestik dan terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek kondisi ekonomi Indonesia.
"Bank Indonesia memandang level nilai tukar rupiah secara fundamental masih undervalued sehingga berpotensi terus menguat dan dapat mendukung pemulihan ekonomi domestik," katanya. ( Baca: BI Turunkan Suku Bunga Acuan ke Level 4,25% )
Dia menyampaikan, potensi penguatan nilai tukar rupiah turut didukung oleh beberapa faktor fundamental, seperti inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, imbal hasil aset keuangan domestik yang kompetitif, dan premi risiko Indonesia yang mulai menurun.
"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas, baik di pasar uang maupun pasar valas," tukasnya.
"Sampai dengan 17 Juni 2020, nilai tukar rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,75% secara point to point atau 5,69% secara rerata dibandingkan dengan level Mei 2020," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video conference, Kamis (18/6/2020).
Namun, jika dibandingkan dengan level yang dicapai pada akhir 2019, mata uang garuda masih terdepresiasi sebesar 1,42%. Selain itu, berlanjutnya penguatan rupiah ditopang oleh meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. Juga karena tingginya daya tarik aset keuangan domestik dan terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek kondisi ekonomi Indonesia.
"Bank Indonesia memandang level nilai tukar rupiah secara fundamental masih undervalued sehingga berpotensi terus menguat dan dapat mendukung pemulihan ekonomi domestik," katanya. ( Baca: BI Turunkan Suku Bunga Acuan ke Level 4,25% )
Dia menyampaikan, potensi penguatan nilai tukar rupiah turut didukung oleh beberapa faktor fundamental, seperti inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, imbal hasil aset keuangan domestik yang kompetitif, dan premi risiko Indonesia yang mulai menurun.
"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas, baik di pasar uang maupun pasar valas," tukasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda