Ekonomi Rusia Berada di Jalur Kontraksi Terbesar Sejak Uni Soviet Runtuh

Kamis, 14 April 2022 - 06:52 WIB
Mantan Menteri Keuangan Vladimir Putin memproyeksikan, Ekonomi Rusia bakal mengalami kontraksi paling dalam pada Tahun 2022. Serta bakan menjadi yang terparah sejak kejatuhan Uni Soviet. Foto/Dok
MOSKOW - Ekonomi Rusia diperkirakan bakal mengalami kontraksi lebih dari 10% pada tahun 2022, untuk menjadi penurunan terbesar produk domestik bruto Negeri Beruang Merah sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Ramalan ini disampaikan oleh mantan menteri keuangan Alexei Kudrin.

Rusia menghadapi lonjakan inflasi dan kaburnya arus modal sambil bergulat dengan kemungkinan gagal bayar utang setelah Barat memberlakukan sanksi ekonomi paling berat yang pernah ada. Sanksi barat itu sebagai respons dari tindakan Presiden Vladimir Putin yang mengirim puluhan ribu tentaranya ke Ukraina pada 24 Februari.





Kementerian ekonomi dan keuangan Rusia saat ini sedang mempersiapkan proyeksi terbaru, seperti disampaikan oleh kantor berita negara RIA mengutip Kudrin yang sekarang menjabat sebagai kepala Audit.

"Perkiraan resmi akan ada kontraksi lebih dari sekitar 10 persen," kata Kudrin, yang sempat menjabat sebagai Menteri Keuangan Putin dari 2000 hingga 2011, menurut RIA.

Sebelumnya pemerintah Rusia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 3% tahun ini setelah ekonomi tumbuh 4,7% pada tahun 2021. Sebuah sumber yang dekat dengan pemerintah Rusia yang berbicara dengan syarat sebagai anonim mengatakan kepada Reuters bahwa kementerian ekonomi memproyeksikan kontraksi PDB antara 10% sampai 15% tahun ini.

Kontraksi 10% akan menjadi penurunan terbesar dalam produk domestik bruto Rusia sejak 1994, menurut data Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Bank Dunia bulan ini memperkirakan output PDB Rusia akan turun 11,2% tahun ini.



Sedangkan menurut analis yang disurvei oleh Reuters pada akhir Maret, rata-rata memperkirakan kontraksi PDB 2022 sebesar 7,3% dan memprediksi kenaikan inflasi menjadi hampir 24% atau tertinggi sejak 1999.

Di sisi lain Putin mengatakan 'operasi militer khusus; di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia. Sehingga Moskow harus bertindak untuk membela orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina terhadap penganiayaan.

Ukraina mengatakan pihaknya berjuang melawan perampasan tanah bergaya kekaisaran dan menolak klaim Putin tentang genosida sebagai omong kosong.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More