Pandemi Terkendali, Bisnis Mal dan Properti Diramal Kian Mulus
Rabu, 20 April 2022 - 13:50 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang semakin terkendali di Indonesia berdampak terhadap sektor bisnis termasuk properti. Pada kuartal I 2022, kinerja sektor properti cenderung mengalami pertumbuhan meskipun memiliki tantangan dalam pengembangan ke depan.
"Di sektor perkantoran, secara umum permintaan masih terbatas hampir sama seperti kuartal IV 2021, tetapi ada peningkatan pencarian ruang perkantoran ketika adanya pelonggaran PPKM," ungkap Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim dalam media briefing, Rabu (20/4/2022).
Dia memproyeksikan pertumbuhan bisnis di sektor properti akan tumbuh mulai dari subsektor perkantoran hingga pergudangan meskipun sebagian masih work from home (WFH). Selanjutnya di subsektor ritel, pusat perbelanjaan dan mal tercatat mengalami peningkatan pengunjung, terutama mal menengah ke atas.
"Ini dikarenakan mal-mal ini menyediakan destinasi food and beverage (FnB) dan hiburan yang menjadi daya tarik pengunjung," lanjutnya.
Lalu dari subsektor residensial, permintaannya cenderung melambat karena calon pembeli masih berhati-hati serta menunggu kondisi pandemi pulih kembali (wait and see). Di sisi lain, para pengembang lebih leluasa untuk memasarkan produk secara fisik melalui marketing gallery karena pelonggaran PPKM.
Sedangkan dari subsektor pergudangan, tercatat terdapat peningkatan permintaan terutama karena meningkatnya transaksi melalui e-commerce di masa pandemi.
"Kita lihat masih banyak inquiry yang masuk untuk mencari ruang pergudangan, jadi tiap subsektor memang memiliki tantangannya sendiri," ujar Yunus.
"Di sektor perkantoran, secara umum permintaan masih terbatas hampir sama seperti kuartal IV 2021, tetapi ada peningkatan pencarian ruang perkantoran ketika adanya pelonggaran PPKM," ungkap Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim dalam media briefing, Rabu (20/4/2022).
Baca Juga
Dia memproyeksikan pertumbuhan bisnis di sektor properti akan tumbuh mulai dari subsektor perkantoran hingga pergudangan meskipun sebagian masih work from home (WFH). Selanjutnya di subsektor ritel, pusat perbelanjaan dan mal tercatat mengalami peningkatan pengunjung, terutama mal menengah ke atas.
"Ini dikarenakan mal-mal ini menyediakan destinasi food and beverage (FnB) dan hiburan yang menjadi daya tarik pengunjung," lanjutnya.
Lalu dari subsektor residensial, permintaannya cenderung melambat karena calon pembeli masih berhati-hati serta menunggu kondisi pandemi pulih kembali (wait and see). Di sisi lain, para pengembang lebih leluasa untuk memasarkan produk secara fisik melalui marketing gallery karena pelonggaran PPKM.
Sedangkan dari subsektor pergudangan, tercatat terdapat peningkatan permintaan terutama karena meningkatnya transaksi melalui e-commerce di masa pandemi.
"Kita lihat masih banyak inquiry yang masuk untuk mencari ruang pergudangan, jadi tiap subsektor memang memiliki tantangannya sendiri," ujar Yunus.
(nng)
tulis komentar anda