Ekonomi Mulai Pulih, BNI Sasar Downstream Sector
Minggu, 08 Mei 2022 - 12:40 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( BNI ) mengembangkan bisnis ke area sektor hilir (downstream sector) atau sektor turunan komoditas. Hal itu seiring meningkatnya permintaan pada sektor-sektor turunan sejalan dengan pemulihan pasca pandemi Covid-19.
Corporate Secretary BNI Mucharom menilai, potensi pertumbuhan kredit tahun ini cukup tinggi. Menurut dia, banyak sektor yang kembali membukukan peningkatan kinerja sehingga mendorong kinerja, khususnya dari sektor turunan komoditas.Hal ini juga sejalan dengan arahan pemerintah agar komoditas andalan Tanah Air dapat dijual ke luar negeri dengan nilai tambah lebih tinggi.
"Sektor downstream komoditi ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Kami melihat banyak pembangunan smelter akan sangat marak dan besar. Pemerintah mulai banyak melarang barang yang belum jadi sehingga semua proses pengolahan terjadi di dalam negeri. Kami berharap ini menjadi engine pertumbuhan segmen korporasi swasta kami," kata Mucharom dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (8/5/2022).
Mucharom mengutarakan, pertumbuhan kredit BNI tahun ini masih sesuai target awal tahun. Beberapa nasabah top tier sudah mulai menunjukkan perbaikan kinerja seperti infrastruktur, listrik dan gas, pergudangan dan digital. Hal ini juga sejalan dengan penurunan restrukturisasi kredit sehingga membantu BNI untuk dapat melakukan ekspansi lebih berkualitas.
"Kami akan tetap dengan target awal kami di high single digit. Kami lihat potensi pertumbuhan tinggi sejak awal tahun ini, sehingga kami cukup percaya diri," tandasnya.
Saat ini, kredit di segmen business banking tercatat masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9% yoy menjadi Rp193,2 triliun; segmen large commercial yang tumbuh 24,5% yoy menjadi Rp46,1 triliun; segmen UMKM juga tumbuh 11,8% yoy dengan nilai kredit Rp98 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor business banking ini tumbuh 4,8% yoy menjadi Rp489,3 triliun.
Corporate Secretary BNI Mucharom menilai, potensi pertumbuhan kredit tahun ini cukup tinggi. Menurut dia, banyak sektor yang kembali membukukan peningkatan kinerja sehingga mendorong kinerja, khususnya dari sektor turunan komoditas.Hal ini juga sejalan dengan arahan pemerintah agar komoditas andalan Tanah Air dapat dijual ke luar negeri dengan nilai tambah lebih tinggi.
"Sektor downstream komoditi ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Kami melihat banyak pembangunan smelter akan sangat marak dan besar. Pemerintah mulai banyak melarang barang yang belum jadi sehingga semua proses pengolahan terjadi di dalam negeri. Kami berharap ini menjadi engine pertumbuhan segmen korporasi swasta kami," kata Mucharom dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (8/5/2022).
Mucharom mengutarakan, pertumbuhan kredit BNI tahun ini masih sesuai target awal tahun. Beberapa nasabah top tier sudah mulai menunjukkan perbaikan kinerja seperti infrastruktur, listrik dan gas, pergudangan dan digital. Hal ini juga sejalan dengan penurunan restrukturisasi kredit sehingga membantu BNI untuk dapat melakukan ekspansi lebih berkualitas.
"Kami akan tetap dengan target awal kami di high single digit. Kami lihat potensi pertumbuhan tinggi sejak awal tahun ini, sehingga kami cukup percaya diri," tandasnya.
Saat ini, kredit di segmen business banking tercatat masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9% yoy menjadi Rp193,2 triliun; segmen large commercial yang tumbuh 24,5% yoy menjadi Rp46,1 triliun; segmen UMKM juga tumbuh 11,8% yoy dengan nilai kredit Rp98 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor business banking ini tumbuh 4,8% yoy menjadi Rp489,3 triliun.
(fai)
tulis komentar anda