Masyarakat Berpendapatan Rendah, 'Sudah Jatuh Tertimpa Tangga'
Senin, 22 Juni 2020 - 16:37 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan pendapatan masyarakat selama masa pandemi Covid-19 terjadi di semua lapisan masyarakat, dari bawah hingga atas.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, wabah COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat besar dan menurunkan pendapatan masyarakat.
"Survei BPS, pendapatan turun hampir di semua lapisan masyarakat, dari bawah sampai atas," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (22/6/2020). ( Baca:Kalangan Petani 'Kuasai' Penerimaan BLT Dana Desa )
Dia melanjutkan, berdasarkan survei menunjukkan, 7 dari 10 orang yang masuk kelompok berpenghasilan rendah pendapatannya menurun. Sedangkan kalangan berpendapatan menengah ke atas, yang turun hanya 3 dari 10 orang.
"Dampak Covid-19 terhadap pendapatan lebih dalam ke masyarakat yang berpendapatan rendah," imbuhnya.
Dia menambahkan, kondisi tersebut tidak terlepas dari terhentinya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tak pelak, mayoritas pergerakan masyarakat terhenti dan hanya bisa bekerja, belajar, dan beribadah di rumah saja selama PSBB.
"Aktivitas masyarakat di tempat perdagangan, ritel, rekreasi, taman, tempat transit transportasi, bahkan waktu WFO (work from office) masih tetap rendah," tandasnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, wabah COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat besar dan menurunkan pendapatan masyarakat.
"Survei BPS, pendapatan turun hampir di semua lapisan masyarakat, dari bawah sampai atas," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (22/6/2020). ( Baca:Kalangan Petani 'Kuasai' Penerimaan BLT Dana Desa )
Dia melanjutkan, berdasarkan survei menunjukkan, 7 dari 10 orang yang masuk kelompok berpenghasilan rendah pendapatannya menurun. Sedangkan kalangan berpendapatan menengah ke atas, yang turun hanya 3 dari 10 orang.
"Dampak Covid-19 terhadap pendapatan lebih dalam ke masyarakat yang berpendapatan rendah," imbuhnya.
Dia menambahkan, kondisi tersebut tidak terlepas dari terhentinya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tak pelak, mayoritas pergerakan masyarakat terhenti dan hanya bisa bekerja, belajar, dan beribadah di rumah saja selama PSBB.
"Aktivitas masyarakat di tempat perdagangan, ritel, rekreasi, taman, tempat transit transportasi, bahkan waktu WFO (work from office) masih tetap rendah," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda