Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat 10 Poin di Level Rp14.557
Senin, 30 Mei 2022 - 15:55 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup menguat 10 poin di level Rp14.557 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.565.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar menahan kerugian minggu lalu dan menuju penurunan bulanan pertama dalam lima bulan karena investor telah mengurangi taruhan bahwa kenaikan suku bunga AS akan memacu kenaikan lebih lanjut dan karena kekhawatiran resesi global telah sedikit surut.
"Minggu ini penuh dengan data yang dapat memberikan petunjuk tentang prospek pertumbuhan global, suku bunga AS dan dolar dengan angka Indeks Manajer Pembelian China, angka pekerjaan AS, dan data pertumbuhan di sumber daya terkemuka Australia," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (30/5/2022).
Investor juga menangkap petunjuk bahwa Federal Reserve, setelah menaikkan secara agresif selama dua bulan ke depan, mungkin akan mengambil nafas.
Dari sentimen domestik, mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik. Indikator yang dimaksud yaitu nilai tukar dan inflasi.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu 4 Mei 2022, lanjutnya, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat Mei 2022 diperkirakan sebesar 0,35 persen (m to m). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,51 persen ytd, dan secara tahunan sebesar 3,50 persen (yoy).
Selain itu, Bank Indonesia mencatat terdapat aliran modal asing masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp. 3,22 triliun pada perdagangan sepekan terakhir. Kembali masuknya modal asing terutama di pasar obligasi turut membantu penguatan rupiah sampai hari ini.
Seperti diketahui, The Fed menggelar pertemuan pembuat kebijakan bulanan pada 4 Mei lalu dan memutuskan kenaikan bunga acuan 50 bps. Dengan demikian bunga acuan The Fed sudah mencapai 1% setelah sebelumnya juga sudah menaikkan 25 bps pada pertemuan Maret.
Walaupun mata uang rupiah hari ini menguat, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan ekonomi global yang terus melambat akibat dari inflasi yang tinggi disebabkan oleh krisis invasi Rusia ke Ukraina yang terus meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan, guna untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Dalam perdagangan sore ini, mata uang garuda ditutup menguat. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.530 - Rp14.580.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar menahan kerugian minggu lalu dan menuju penurunan bulanan pertama dalam lima bulan karena investor telah mengurangi taruhan bahwa kenaikan suku bunga AS akan memacu kenaikan lebih lanjut dan karena kekhawatiran resesi global telah sedikit surut.
"Minggu ini penuh dengan data yang dapat memberikan petunjuk tentang prospek pertumbuhan global, suku bunga AS dan dolar dengan angka Indeks Manajer Pembelian China, angka pekerjaan AS, dan data pertumbuhan di sumber daya terkemuka Australia," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (30/5/2022).
Investor juga menangkap petunjuk bahwa Federal Reserve, setelah menaikkan secara agresif selama dua bulan ke depan, mungkin akan mengambil nafas.
Dari sentimen domestik, mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik. Indikator yang dimaksud yaitu nilai tukar dan inflasi.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu 4 Mei 2022, lanjutnya, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat Mei 2022 diperkirakan sebesar 0,35 persen (m to m). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,51 persen ytd, dan secara tahunan sebesar 3,50 persen (yoy).
Selain itu, Bank Indonesia mencatat terdapat aliran modal asing masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp. 3,22 triliun pada perdagangan sepekan terakhir. Kembali masuknya modal asing terutama di pasar obligasi turut membantu penguatan rupiah sampai hari ini.
Seperti diketahui, The Fed menggelar pertemuan pembuat kebijakan bulanan pada 4 Mei lalu dan memutuskan kenaikan bunga acuan 50 bps. Dengan demikian bunga acuan The Fed sudah mencapai 1% setelah sebelumnya juga sudah menaikkan 25 bps pada pertemuan Maret.
Walaupun mata uang rupiah hari ini menguat, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan ekonomi global yang terus melambat akibat dari inflasi yang tinggi disebabkan oleh krisis invasi Rusia ke Ukraina yang terus meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan, guna untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Dalam perdagangan sore ini, mata uang garuda ditutup menguat. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.530 - Rp14.580.
(nng)
tulis komentar anda