Rusia Bisa Meniru Strategi Iran dalam Menghadapi Embargo Minyak Uni Eropa
Kamis, 09 Juni 2022 - 10:16 WIB
MOSKOW - Larangan impor minyak mentah Rusia oleh Uni Eropa (UE) melalu jalur laut, menjadi salah satu dalam paket keenam sanksi Eropa untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina . Embargo minyak Eropa kemungkinan bakal mempengaruhi sekitar 75% pengiriman minyak mentah Rusia ke blok tersebut.
Angka tersebut diproyeksikan naik menjadi hampir 90% pada akhir tahun 2022, menurut Presiden Dewan Eropa, Charles Michel dalam sebuah pernyataannya pekan lalu.
Sejauh mana larangan impor minyak Rusia bakal diterapkan masih dipertanyakan? Seperti dilansir dari OilPrice.com, potensi kehilangan pendapatan yang besar dari ekspor minyak mentah sebagai akibat dari larangan Uni Eropa yang baru saja disepakati ditambah sanksi Amerika Serikat (AS) telah mendorong Moskow mencari celah.
Untungnya bagi Kremlin ada contoh seperti yang telah ditunjukkan Iran selama penerapan buka tutup sanksi lebih kurang 40 tahun lamanya. Ada beberapa opsi penyelundupan yang bisa dilakukan oleh Rusia.
Begitu mahirnya Iran diperlihatkan dalam menghindari sanksi, baik dari UE -terutama pada periode 2011/2012 hingga kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (kesepakatan nuklir) pada tahun 2015-. Lalu dari AS sejak Revolusi Islam 1979.
Sementara itu pada Desember 2018 di Forum Doha, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Zarif menyatakan, bahwa: "Jika ada seni yang telah kami sempurnakan di Iran, (bila) kita dapat mengajarkannya kepada orang lain. Maka itu adalah seni menghindari sanksi,".
Menjelang akhir 2020, Menteri Perminyakan Iran saat itu sendiri, Bijan Zangeneh menambahkan, sedikit detail pada satu metode yang telah dicoba dan dipercaya berhasil: 'Apa yang kami ekspor tidak atas nama Iran. Dokumen-dokumen itu diubah berulang-ulang, serta spesifikasinya," ungkapnya.
Ada sejumlahetode di mana Iran telah berhasil menghindari sebagian besar sanksi terhadapnya selama bertahun-tahun. Beberapa dari mereka, bagaimanapun, melibatkan negara tetangga Irak, di mana Iran masih memegang kekuasaan yang cukup besar melalui kombinasi faktor politik, ekonomi, dan etnis yang diperkuat melalui proksi militernya di wilayah tersebut.
Angka tersebut diproyeksikan naik menjadi hampir 90% pada akhir tahun 2022, menurut Presiden Dewan Eropa, Charles Michel dalam sebuah pernyataannya pekan lalu.
Sejauh mana larangan impor minyak Rusia bakal diterapkan masih dipertanyakan? Seperti dilansir dari OilPrice.com, potensi kehilangan pendapatan yang besar dari ekspor minyak mentah sebagai akibat dari larangan Uni Eropa yang baru saja disepakati ditambah sanksi Amerika Serikat (AS) telah mendorong Moskow mencari celah.
Untungnya bagi Kremlin ada contoh seperti yang telah ditunjukkan Iran selama penerapan buka tutup sanksi lebih kurang 40 tahun lamanya. Ada beberapa opsi penyelundupan yang bisa dilakukan oleh Rusia.
Begitu mahirnya Iran diperlihatkan dalam menghindari sanksi, baik dari UE -terutama pada periode 2011/2012 hingga kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (kesepakatan nuklir) pada tahun 2015-. Lalu dari AS sejak Revolusi Islam 1979.
Sementara itu pada Desember 2018 di Forum Doha, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Zarif menyatakan, bahwa: "Jika ada seni yang telah kami sempurnakan di Iran, (bila) kita dapat mengajarkannya kepada orang lain. Maka itu adalah seni menghindari sanksi,".
Menjelang akhir 2020, Menteri Perminyakan Iran saat itu sendiri, Bijan Zangeneh menambahkan, sedikit detail pada satu metode yang telah dicoba dan dipercaya berhasil: 'Apa yang kami ekspor tidak atas nama Iran. Dokumen-dokumen itu diubah berulang-ulang, serta spesifikasinya," ungkapnya.
Ada sejumlahetode di mana Iran telah berhasil menghindari sebagian besar sanksi terhadapnya selama bertahun-tahun. Beberapa dari mereka, bagaimanapun, melibatkan negara tetangga Irak, di mana Iran masih memegang kekuasaan yang cukup besar melalui kombinasi faktor politik, ekonomi, dan etnis yang diperkuat melalui proksi militernya di wilayah tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda