Raksasa Kosmetik Revlon di Ambang Kebangkrutan Saat Berusia 90 Tahun
Jum'at, 17 Juni 2022 - 19:12 WIB
NEW YORK - Produsen kosmetik Revlon Inc (REV. N) telah mengajukan perlindungan dari kebangkrutan , usai menjadi korban dari gejolak yang terjadi pada rantai pasokan global. Kondisi itu mendorong kenaikan biaya bahan baku, ditambah vendor menuntut pembayaran di muka.
Dikenal dengan produk cat kuku dan lipstik nya, perusahaan berusia 90 tahun ini dalam beberapa tahun terakhir telah kehilangan pamor seiring kehadiran banyak brand baru. Kehadiran Revlon dalam jejeran rak di toko kecantikan mulai berkurang, di sisi lain kehadiran brand yang didukung startup seperti Kylie Cosmetics karya Kylie Jenner dan Fenty Beauty dari Rihanna.
Dalam pengajuan kebangkrutannya, Revlon mengatakan gangguan rantai pasokan pada musim semi mendorong persaingan ketat untuk bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produknya. Pada saat yang sama, vendor yang secara tradisional menawarkan hingga 75 hari untuk pembayaran mulai menuntut uang tunai sebelum pesanan baru, sementara kekurangan tenaga kerja dan inflasi menambah masalahnya.
"Misalnya, satu tabung lipstik Revlon membutuhkan 35 hingga 40 bahan baku dan bagian komponen, yang masing-masing sangat penting untuk membawa produk ke pasar," tulis Robert Caruso, yang dipekerjakan sebagai kepala petugas restrukturisasi Revlon, dalam pengajuan ke pengadilan.
"Dengan kekurangan bahan-bahan yang diperlukan di seluruh portofolio perusahaan, persaingan untuk bahan apapun yang tersedia menjadi sangat ketat," paparnya.
Pandemi COVID-19 telah memperpanjang waktu pengiriman kapal sejak 2020, imbasnya mendorong biaya pengiriman, sementara konflik Rusia-Ukraina dan lockdown di Shanghai telah menambah parah gangguan rantai pasokan tahun ini.
Saham Revlon turun sebanyak 44% pada perdagangan hari Kamis, waktu setempat saat pengajuan kebangkrutan dan sebelum ditutup kehilangan 13%.
Revlon, yang dibentuk pada tahun 1932 oleh dua bersaudara Charles dan Joseph Revson dan Charles Lachman mulai menjual enamel kuku. Mereka jual pada tahun 1985 ke MacAndrews & Forbes - yang tetap menjadi pemegang saham pengendali dan dimiliki oleh Ron Perelman - dan go public 11 tahun kemudian.
Revlon kemudian membeli Elizabeth Arden yakni produk perawatan kulit senilai USD870 juta untuk menjadi pertaruhan perusahaan pada tahun 2016 untuk menangkis persaingan. Di dalamnya ada beragam brand, termasuk Britney Spears Fragrances dan Christina Aguilera Fragrances.
Tetapi penjualan perusahaan tertinggal selama bertahun-tahun dan pada tahun 2021 turun 22% dari level 2017. Sebaliknya, pesaing mereka seperti CoverGirl, yang dimiliki oleh Coty Inc (COTY. N), telah memperoleh pangsa pasar dengan berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan pasokan.
Dikenal dengan produk cat kuku dan lipstik nya, perusahaan berusia 90 tahun ini dalam beberapa tahun terakhir telah kehilangan pamor seiring kehadiran banyak brand baru. Kehadiran Revlon dalam jejeran rak di toko kecantikan mulai berkurang, di sisi lain kehadiran brand yang didukung startup seperti Kylie Cosmetics karya Kylie Jenner dan Fenty Beauty dari Rihanna.
Dalam pengajuan kebangkrutannya, Revlon mengatakan gangguan rantai pasokan pada musim semi mendorong persaingan ketat untuk bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produknya. Pada saat yang sama, vendor yang secara tradisional menawarkan hingga 75 hari untuk pembayaran mulai menuntut uang tunai sebelum pesanan baru, sementara kekurangan tenaga kerja dan inflasi menambah masalahnya.
"Misalnya, satu tabung lipstik Revlon membutuhkan 35 hingga 40 bahan baku dan bagian komponen, yang masing-masing sangat penting untuk membawa produk ke pasar," tulis Robert Caruso, yang dipekerjakan sebagai kepala petugas restrukturisasi Revlon, dalam pengajuan ke pengadilan.
"Dengan kekurangan bahan-bahan yang diperlukan di seluruh portofolio perusahaan, persaingan untuk bahan apapun yang tersedia menjadi sangat ketat," paparnya.
Pandemi COVID-19 telah memperpanjang waktu pengiriman kapal sejak 2020, imbasnya mendorong biaya pengiriman, sementara konflik Rusia-Ukraina dan lockdown di Shanghai telah menambah parah gangguan rantai pasokan tahun ini.
Saham Revlon turun sebanyak 44% pada perdagangan hari Kamis, waktu setempat saat pengajuan kebangkrutan dan sebelum ditutup kehilangan 13%.
Revlon, yang dibentuk pada tahun 1932 oleh dua bersaudara Charles dan Joseph Revson dan Charles Lachman mulai menjual enamel kuku. Mereka jual pada tahun 1985 ke MacAndrews & Forbes - yang tetap menjadi pemegang saham pengendali dan dimiliki oleh Ron Perelman - dan go public 11 tahun kemudian.
Revlon kemudian membeli Elizabeth Arden yakni produk perawatan kulit senilai USD870 juta untuk menjadi pertaruhan perusahaan pada tahun 2016 untuk menangkis persaingan. Di dalamnya ada beragam brand, termasuk Britney Spears Fragrances dan Christina Aguilera Fragrances.
Tetapi penjualan perusahaan tertinggal selama bertahun-tahun dan pada tahun 2021 turun 22% dari level 2017. Sebaliknya, pesaing mereka seperti CoverGirl, yang dimiliki oleh Coty Inc (COTY. N), telah memperoleh pangsa pasar dengan berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan pasokan.
(akr)
tulis komentar anda