Dapat Dana Rp30 Triliun, Ini yang Dilakukan Bank Himbara
Rabu, 24 Juni 2020 - 20:54 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan memutuskan melakukan penempatan dana untuk menambah likuiditas kepada empat bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sebesar Rp30 triliun.
Bank-bank tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan fasilitas yang diberikan pemerintah tersebut dapat memperkuat likuditas perbankan serta melakukan ekspansi kredit untuk menggerakkan sektor riil.
"Jadi tadi kita sudah mendengar ada fasilitas memperkuat likuiditas kami. Sudah barang tentu ini memiliki keistimewaan tapi ada konsekuensi bahwa yang kita terima harus leverage sampai minimal tiga kali dalam bentuk ekspansi kredit untuk menggerakkan sektor riil," terang Sunarso di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, penempatan dana pemerintah akan digunakan untuk ekspansi kredit di daerah yang dinilai memiliki kesempatan untuk pertumbuhan.
"Terutama yang kami tuju adalah sektor wisata yang akan dibuka juga perdagangan. Sektor lain yang menjadi tujuan adalah UMKM agar pulih kembali," ujar dia.
Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan BNI akan menyalurkan kredit dari penempatan dana pemerintah tersebut untuk sektor-sektor padat karya dan sektor ekonomi yang memberikan stimulan ke pertumbuhan ekonomi
"Kami menyiapkan prioritas untuk padat karya dan sektor ekonomi yang memberikan stimulan bagi pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Direktur Utama BTN Pahala Mansury mengatakan BTN mengapresiasi karena diberi kepercayaan penempatan dana dari pemerintah. Pihaknya berkomitmen untuk melakukan ekspansi dari dana yang ditempatkan pemerintah kepada BTN sebesar tiga kali lipat.
"Fokus kami 40% kepada KPR subsidi dan saat ini berjalan paket stimulus kedua, di mana kami diberikan kepercayaan untuk menyalurkan kurang lebih sekitar 146 ribu rumah subsidi. Dan total nanti sampai akhir tahun sekitar Rp18 triliun hingga Rp20 triliun," tandasnya.
Bank-bank tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan fasilitas yang diberikan pemerintah tersebut dapat memperkuat likuditas perbankan serta melakukan ekspansi kredit untuk menggerakkan sektor riil.
"Jadi tadi kita sudah mendengar ada fasilitas memperkuat likuiditas kami. Sudah barang tentu ini memiliki keistimewaan tapi ada konsekuensi bahwa yang kita terima harus leverage sampai minimal tiga kali dalam bentuk ekspansi kredit untuk menggerakkan sektor riil," terang Sunarso di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, penempatan dana pemerintah akan digunakan untuk ekspansi kredit di daerah yang dinilai memiliki kesempatan untuk pertumbuhan.
"Terutama yang kami tuju adalah sektor wisata yang akan dibuka juga perdagangan. Sektor lain yang menjadi tujuan adalah UMKM agar pulih kembali," ujar dia.
Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan BNI akan menyalurkan kredit dari penempatan dana pemerintah tersebut untuk sektor-sektor padat karya dan sektor ekonomi yang memberikan stimulan ke pertumbuhan ekonomi
"Kami menyiapkan prioritas untuk padat karya dan sektor ekonomi yang memberikan stimulan bagi pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Direktur Utama BTN Pahala Mansury mengatakan BTN mengapresiasi karena diberi kepercayaan penempatan dana dari pemerintah. Pihaknya berkomitmen untuk melakukan ekspansi dari dana yang ditempatkan pemerintah kepada BTN sebesar tiga kali lipat.
"Fokus kami 40% kepada KPR subsidi dan saat ini berjalan paket stimulus kedua, di mana kami diberikan kepercayaan untuk menyalurkan kurang lebih sekitar 146 ribu rumah subsidi. Dan total nanti sampai akhir tahun sekitar Rp18 triliun hingga Rp20 triliun," tandasnya.
(bon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda