Subsidi BBM Jebol, Belanja Negara Bisa Bengkak Rp3.169 Triliun
Jum'at, 01 Juli 2022 - 14:08 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan belanja negara tahun ini berpotensi bengkak hingga Rp3.169,1 triliun dari target sebelumnya Rp2.714,2 triliun. Adapun tambahan belanja negara direvisi melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022 menjadi Rp3.106,4 triliun.
"Total belanja negara masih bisa naik lagi atau sebesar 102% menyentuh Rp3.169,1 triliun lebih besar dari target awal. Ini menjadi bantalan untuk melindungi masyarakat dari guncangan dan krisis," kata dia saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Gubernur Bank Indonesia (BI), di Jakarta, Jumat(1/7/2022).
Menurut dia peningkatan belanja negara disebabkan lonjakan subsidi dan kompensasi energi. Hingga akhir tahun, diperkirakan jumlah subsidi meningkat menjadi Rp284 triliun. Tadinya, target belanja subsidi pada APBN di awal tahun sebesar Rp207 triliun.
Sri Mulyani mengungkapkan kenaikan tertinggi terjadi pada anggaran belanja kompensasi BBM dan listrik. "Subsidi melonjak hingga Rp284 triliun. Kemudian kompensasi sangat tinggi, meningkat menjadi Rp293 triliun dari yang tadinya hanya Rp18 triliun," pungkas Sri.
"Total belanja negara masih bisa naik lagi atau sebesar 102% menyentuh Rp3.169,1 triliun lebih besar dari target awal. Ini menjadi bantalan untuk melindungi masyarakat dari guncangan dan krisis," kata dia saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Gubernur Bank Indonesia (BI), di Jakarta, Jumat(1/7/2022).
Baca Juga
Menurut dia peningkatan belanja negara disebabkan lonjakan subsidi dan kompensasi energi. Hingga akhir tahun, diperkirakan jumlah subsidi meningkat menjadi Rp284 triliun. Tadinya, target belanja subsidi pada APBN di awal tahun sebesar Rp207 triliun.
Sri Mulyani mengungkapkan kenaikan tertinggi terjadi pada anggaran belanja kompensasi BBM dan listrik. "Subsidi melonjak hingga Rp284 triliun. Kemudian kompensasi sangat tinggi, meningkat menjadi Rp293 triliun dari yang tadinya hanya Rp18 triliun," pungkas Sri.
(nng)
tulis komentar anda