PLN Kantongi Rp14 Triliun dari Penjualan Listrik
Jum'at, 08 Juli 2022 - 17:36 WIB
JAKARTA - PT PLN (Persero) mencatat peningkatan pendapatan penjualan mencapai Rp14 triliun. Penjualan ini tercatat hingga 2022.
Untuk peningkatan kontribusi pajak Rp 5,7 triliun serta penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik Rp15 per kilowatt hour (kWh).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, dalam beberapa tahun ke belakang, banyak tantangan yang membutuhkan perubahan yang cepat, dimulai dari perubahan iklim, disrupsi teknologi dan situasi geopolitik dunia.
Menurut dia krisis energi akibat kondisi geopolitik yang tidak menentu, salah satunya perang Rusia-Ukraina menyebabkan harga energi primer melonjak naik dan mengakibatkan krisis energi di dunia. Hal ini berimplikasi pada kebutuhan Indonesia akan gas dan bahan bakar minyak impor pun ikut terdampak.
"Transisi ke energi domestik menjadi sebuah kebutuhan bangsa dan solusi ke depan dalam menghadapi tantangan ini," ujarnya, Jumat (8/7/2022).
PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air serta jantung perekonomian nasional dituntut untuk memperkuat wawasan lingkungan, melanjutkan transformasi digital dan menyiapkan pasokan energi primer yang stabil.
"Era yang penuh disrupsi seperti saat ini semua bergerak sangat cepat. PLN sebagai BUMN perlu trengginas dan adaptable dalam menjawab tantangan dunia," kata Darmawan.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan Transformasi pada struktur organisasi dan proses bisnis. PLN melakukan pembenahan organisasi guna membuat proses bisnis lebih baik dan cepat. Terutama, pengambilan keputusan perlu langkah cepat dalam mengeluarkan kebijakan dan peningkatan layanan kepada masyarakat.
Untuk peningkatan kontribusi pajak Rp 5,7 triliun serta penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik Rp15 per kilowatt hour (kWh).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, dalam beberapa tahun ke belakang, banyak tantangan yang membutuhkan perubahan yang cepat, dimulai dari perubahan iklim, disrupsi teknologi dan situasi geopolitik dunia.
Menurut dia krisis energi akibat kondisi geopolitik yang tidak menentu, salah satunya perang Rusia-Ukraina menyebabkan harga energi primer melonjak naik dan mengakibatkan krisis energi di dunia. Hal ini berimplikasi pada kebutuhan Indonesia akan gas dan bahan bakar minyak impor pun ikut terdampak.
"Transisi ke energi domestik menjadi sebuah kebutuhan bangsa dan solusi ke depan dalam menghadapi tantangan ini," ujarnya, Jumat (8/7/2022).
PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air serta jantung perekonomian nasional dituntut untuk memperkuat wawasan lingkungan, melanjutkan transformasi digital dan menyiapkan pasokan energi primer yang stabil.
"Era yang penuh disrupsi seperti saat ini semua bergerak sangat cepat. PLN sebagai BUMN perlu trengginas dan adaptable dalam menjawab tantangan dunia," kata Darmawan.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan Transformasi pada struktur organisasi dan proses bisnis. PLN melakukan pembenahan organisasi guna membuat proses bisnis lebih baik dan cepat. Terutama, pengambilan keputusan perlu langkah cepat dalam mengeluarkan kebijakan dan peningkatan layanan kepada masyarakat.
tulis komentar anda