Cari Kontainer Produk Lokal, Pelni Gandeng INKA dan ITS

Jum'at, 22 Juli 2022 - 13:40 WIB
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
JAKARTA - PT Pelni (Persero) dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk bekerja sama dalam bisnis peti kemas berpendingin. Produk yang dicari adalah produksi dalam negeri alias lokal.

Penandatanganan nota kesepahaman tentang sinergi sarana logistik BUMN dan perguruan tinggi berupa peti kemas berpendingin itu dilakukan Direktur Pengembangan INKA Agung Sedaju, Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni Yossianis Marciano, dan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati di Jakarta, Kemarin.





Turut menyaksikan adalah Asisten Deputi Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Muhammad Rizal Kamal dan Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Amalyos Chan. Rizal Kamal dalam keterangannya Jumat mengatakan penandatanganan tersebut sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir. Terkait, inisiatif triple helix dan penta helix yang menyatakan bahwa BUMN tidak bisa bekerja sendirian, karena hal ini berkaitan dengan ekosistem.

"Ekosistem ini, kita tidak bicara dari atau antar BUMN ke BUMN lain. Namun, dalam arahan terbaru, kita juga diminta untuk memperluas ekosistem kita dengan swasta dan dengan konteks ini adalah dengan dunia pendidikan," ujarnya.

Sebagai badan usaha menurutnya, BUMN diharuskan memberikan keuntungan sebesar-besarnya, baik dalam nilai ekonomi dan sosial bagi Indonesia. Karena itu, diperlukan kolaborasi antara dunia usaha dengan perguruan tinggi.

"Riset selama ini masih banyak yang menjadi kertas dan tidak tahu hilirnya. Ke depannya kita coba unlocking value model kolaborasi ini. Tentunya, ini kita mulai dari triple helix dulu yakni pemerintah selaku regulator dan mendorong dengan kebijakan, unsur usaha yang kami mula dari BUMN," ujarnya dikutip Jumat, (22/7/2022).

"Ke depan ada swasta dan satu lagi dengan universitas. Dari Pak Menteri, kita diminta memetakan sudah berapa BUMN yang memiliki inisiatif seperti ini," imbuh Rizal.

Sementara, Amalyos Chan menyampaikan, kerja sama tersebut berawal saat pandemi COVID-19, yang mana pihaknya mendorong INKA melibatkan perguruan tinggi dan pelaku usaha. Munculnya ide itu terkait dengan kurangnya reefer container atau peti kemas berpendingin baik angkutan dalam negeri maupun ekspor.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More