Perbedaan Mata Uang China Yuan dengan Renminbi, Ini Jawabannya!
Jum'at, 29 Juli 2022 - 14:25 WIB
JAKARTA - Perbedaan mata uang China Yuan (CNY) dengan Renminbi (RMB). Sejak 2009, RMB telah memenuhi beberapa fungsi mata uang internasional terutama melalui penyelesaian transaksi perdagangan dan keuangan seperti penerbitan obligasi, penanaman modal asing dan deposito perbankan.
Mengutip Asia Financial, RMB juga disimpan sebagai cadangan devisa di beberapa negara berkembang, termasuk pemanfaatannya dalam perjanjian swap bilateral (BSA) lebih dari 20 bank sentral. RMB kini masuk sebagai bagian dari keranjang SDR bersama USD, euro, dan poundsterling sejak tahun 2016.
China juga secara serius mempersiapkan untuk menggunakan uang RMB digital dan e-CNY. Langkah tersebut dilakukan dengan saling menghormati kedaulatan dan aturan moneter negara yang akan diajak menggunakan mata uang digital. Lantas apa beda Yuan dengan RMB.
1. Renminbi (RMB)
Renminbi adalah mata uang resmi China yang berfungsi sebagai alat tukar layaknya uang biasa pada umumnya. Uang sebagai alat tukar untuk membayar barang atau jasa.
Interaksi semacam ini menciptakan aturan dan perkiraan yang terjadi di pasar. Dengan begitu, produsen barang bisa tahu lebih baik berapa harga yang diinginkan masyarakat. Dari sini, konsumen bisa mempersiapkan dana yang harus disiapkan dari tawar-menawar barang yang terjadi.
Ketika uang tidak lagi punya nilai, maka uang tidak bisa lagi dipandang sebagai alat tukar. Unit moneternya juga tak bisa lagi dinilai dengan akurat. Karenanya, konsumen akan kehilangan cara untuk merencanakan pengeluaran sehingga sulit dan bahkan tak ada lagi cara untuk memenuhi permintaan dan penawaran di pasar secara akurat. Atau singkatnya, nilai pasar yang tingkat volatilitasnya tinggi bisa menyebabkan kondisi pasar jadi kacau.
Dalam keadaan seperti ini, harga di pasaran bisa dinaikkan. Ini sebagai respons kekhawatiran akibat ketidakpastian di masa depan. Hal itu bisa diperparah jika produsen barang tidak bisa memulihkan keadaan dengan memproduksi barang dengan cepat.
Mengutip Asia Financial, RMB juga disimpan sebagai cadangan devisa di beberapa negara berkembang, termasuk pemanfaatannya dalam perjanjian swap bilateral (BSA) lebih dari 20 bank sentral. RMB kini masuk sebagai bagian dari keranjang SDR bersama USD, euro, dan poundsterling sejak tahun 2016.
China juga secara serius mempersiapkan untuk menggunakan uang RMB digital dan e-CNY. Langkah tersebut dilakukan dengan saling menghormati kedaulatan dan aturan moneter negara yang akan diajak menggunakan mata uang digital. Lantas apa beda Yuan dengan RMB.
1. Renminbi (RMB)
Renminbi adalah mata uang resmi China yang berfungsi sebagai alat tukar layaknya uang biasa pada umumnya. Uang sebagai alat tukar untuk membayar barang atau jasa.
Interaksi semacam ini menciptakan aturan dan perkiraan yang terjadi di pasar. Dengan begitu, produsen barang bisa tahu lebih baik berapa harga yang diinginkan masyarakat. Dari sini, konsumen bisa mempersiapkan dana yang harus disiapkan dari tawar-menawar barang yang terjadi.
Ketika uang tidak lagi punya nilai, maka uang tidak bisa lagi dipandang sebagai alat tukar. Unit moneternya juga tak bisa lagi dinilai dengan akurat. Karenanya, konsumen akan kehilangan cara untuk merencanakan pengeluaran sehingga sulit dan bahkan tak ada lagi cara untuk memenuhi permintaan dan penawaran di pasar secara akurat. Atau singkatnya, nilai pasar yang tingkat volatilitasnya tinggi bisa menyebabkan kondisi pasar jadi kacau.
Dalam keadaan seperti ini, harga di pasaran bisa dinaikkan. Ini sebagai respons kekhawatiran akibat ketidakpastian di masa depan. Hal itu bisa diperparah jika produsen barang tidak bisa memulihkan keadaan dengan memproduksi barang dengan cepat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda