Harga Cabai Meroket, Inflasi Juli 2022 Capai 0,64%
Senin, 01 Agustus 2022 - 11:49 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan bahwa inflasi di Juli 2022 mencapai 0,64%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 111,80, naik dari 111,09 pada Juni 2022.
Sedangkan inflasi berdasarkan tahun kalender (Juli 2022 terhadap Desember 2021) mencapai 3,85%, sementara inflasi tahun ke tahun/year-on-year (yoy) Juli 2022 terhadap Juli 2021 mencapai 4,94%.
"Berdasarkan survei BPS dari 90 kota, penyumbang inflasi di Juli 2022 antara lain kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit," ujar Margo dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (1/8/2022).
Sebagaimana diketahui, harga cabai pada bulan Juli lalu relatif tinggi dan sempat tembus Rp100.000 per Kg. Penyebab kenaikan antara lain faktor cuaca terutama di wilayah sentra produksi.
Lebih lanjut Margo mengungkapkan, dari semua kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi. Adapun inflasi tertinggi di kota Kendari sebesar 2,27%, dengan penyebab inflasi antara lain tarif angkutan udara sebesar 0,75%, ikan layang 0,19%, dan bawang merah andilnya 0,15%. “Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Pematang Siantar dan Tanjung sebesar 0,04%,” tuturnya.
Selanjutnya berdasarkan komponen, sambung Margo, komponen harga bergejolak memberikan andil sebesar 0,25% pada inflasi Juli secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan komoditas penyebab utamanya berasal dari cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit.
Komponen kedua adalah komponen harga yang diatur oleh pemerintah dengan andil sebesar 0,21%. Ini disebabkan karena kenaikan tarif angkatan udara, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan tarif listrik.
"Kenaikan tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dan daya 3500 VA ke atas dan pelanggan pemerintah mulai 1 Juli 2022 menyebabkan andil inflasi tarif listrik sebesar 0,01%," tuturnya.
Komponen ketiga berasal dari komponen inti yang memberikan andil sebesar 0,18%, di mana komoditas penyumbangnya adalah mobil, ikan segar, dan sewa rumah.
"Secara yoy, komponen harga bergejolak memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 1,92%, penyebabnya karena kenaikan harga pada beberapa komoditas antara lain cabai merah, minyak goreng, dan bawang merah," pungkasnya.
Sedangkan inflasi berdasarkan tahun kalender (Juli 2022 terhadap Desember 2021) mencapai 3,85%, sementara inflasi tahun ke tahun/year-on-year (yoy) Juli 2022 terhadap Juli 2021 mencapai 4,94%.
"Berdasarkan survei BPS dari 90 kota, penyumbang inflasi di Juli 2022 antara lain kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit," ujar Margo dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (1/8/2022).
Sebagaimana diketahui, harga cabai pada bulan Juli lalu relatif tinggi dan sempat tembus Rp100.000 per Kg. Penyebab kenaikan antara lain faktor cuaca terutama di wilayah sentra produksi.
Lebih lanjut Margo mengungkapkan, dari semua kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi. Adapun inflasi tertinggi di kota Kendari sebesar 2,27%, dengan penyebab inflasi antara lain tarif angkutan udara sebesar 0,75%, ikan layang 0,19%, dan bawang merah andilnya 0,15%. “Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Pematang Siantar dan Tanjung sebesar 0,04%,” tuturnya.
Selanjutnya berdasarkan komponen, sambung Margo, komponen harga bergejolak memberikan andil sebesar 0,25% pada inflasi Juli secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan komoditas penyebab utamanya berasal dari cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit.
Komponen kedua adalah komponen harga yang diatur oleh pemerintah dengan andil sebesar 0,21%. Ini disebabkan karena kenaikan tarif angkatan udara, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan tarif listrik.
"Kenaikan tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dan daya 3500 VA ke atas dan pelanggan pemerintah mulai 1 Juli 2022 menyebabkan andil inflasi tarif listrik sebesar 0,01%," tuturnya.
Komponen ketiga berasal dari komponen inti yang memberikan andil sebesar 0,18%, di mana komoditas penyumbangnya adalah mobil, ikan segar, dan sewa rumah.
"Secara yoy, komponen harga bergejolak memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 1,92%, penyebabnya karena kenaikan harga pada beberapa komoditas antara lain cabai merah, minyak goreng, dan bawang merah," pungkasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda