Pengunjung MetaNesia Ditarget 20 Juta Per Bulan, Erick Thohir: Asal Produknya Unik
Senin, 01 Agustus 2022 - 12:34 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis, pengunjung MetaNesia mencapai 20 juta orang per bulan. MetaNesia merupakan dunia virtual (metaverse) yang digagas oleh PT Telkom Indonesia Tbk,.
Metaverse ini bisa dimanfaatkan masyarakat. Tercatat ada beberapa produk yang disediakan dalam platform digital tersebut. Dimana, MetaNesia menyuguhkan konser virtual dengan menampilkan para musisi Tanah Air, pengunjung yang berada di tempat berbeda di dunia nyata, bisa bersama-sama menonton konser dan berinteraksi secara virtual layaknya di dunia nyata.
Lalu ada virtual commerce. Di dalam dunia metaNesia juga menyediakan plaza sebagai tempat orang untuk berbelanja. Pelaku-pelaku bisnis pun bisa berjualan di sana.
"Kita sudah buktikan, kemarin kita bersama-sama membuat tadi Sarinah, buktinya bisa kok, produk kita, UMKM kita, kalau kurasi dengan baik, sekarang pengunjungnya yang datang 5 juta. Apalagi ini (MetaNesia) saya gak tau nih, 1 bulan bisa 20 juta nantinya, asal produk-produknya unik," ungkap Erick, Senin (1/8/2022).
Untuk menggaet pengunjung, Erick meminta Dewan Direksi Telkom Indonesia menggagas produk lain yang unik dan berbeda. Baca Juga: Potensi Ekonomi Digital Capai Rp4.500 Triliun, Awas Dicaplok Asing
"Jadi saya berharap Telkom juga jangan membuat produk yang generik yang seperti biasa saja. Karena sudah banyak di tempat lain di dunia lain juga sedang membuat, tapi bagaimana di dunia baru MetaNesia ini unik, sesuatu yang berbeda dengan dunia lain," tutur dia.
MetaNesia sebagai wajah baru dunia digitalisasi di Indonesia baru saja diresmikan Erick Thohir. Dia menyebut pendirian MetaNesia untuk memperkuat ekosistem metaverse di dalam negeri, sekaligus menyeimbangi perubahan ekosistem digitalisasi secara global.
Dia memandang wajah baru dunia sudah terjadi. Berbagai negara telah dan tengah melakukan adaptasi atas perubahan tersebut. Tuntutan ini pun harus dilakukan Indonesia melalui perusahaan pelat merah, UMKM, dan swasta.
MetaNesia, lanjut Erick, merupakan terobosan baru BUMN. Dia pun memastikan ekosistem digitalisasi ini akan menjadi sinergitas kekuatan di BUMN, UMKM, dan swasta, sebuah kolaborasi yang saling menguntungkan.
Metaverse ini bisa dimanfaatkan masyarakat. Tercatat ada beberapa produk yang disediakan dalam platform digital tersebut. Dimana, MetaNesia menyuguhkan konser virtual dengan menampilkan para musisi Tanah Air, pengunjung yang berada di tempat berbeda di dunia nyata, bisa bersama-sama menonton konser dan berinteraksi secara virtual layaknya di dunia nyata.
Lalu ada virtual commerce. Di dalam dunia metaNesia juga menyediakan plaza sebagai tempat orang untuk berbelanja. Pelaku-pelaku bisnis pun bisa berjualan di sana.
"Kita sudah buktikan, kemarin kita bersama-sama membuat tadi Sarinah, buktinya bisa kok, produk kita, UMKM kita, kalau kurasi dengan baik, sekarang pengunjungnya yang datang 5 juta. Apalagi ini (MetaNesia) saya gak tau nih, 1 bulan bisa 20 juta nantinya, asal produk-produknya unik," ungkap Erick, Senin (1/8/2022).
Untuk menggaet pengunjung, Erick meminta Dewan Direksi Telkom Indonesia menggagas produk lain yang unik dan berbeda. Baca Juga: Potensi Ekonomi Digital Capai Rp4.500 Triliun, Awas Dicaplok Asing
"Jadi saya berharap Telkom juga jangan membuat produk yang generik yang seperti biasa saja. Karena sudah banyak di tempat lain di dunia lain juga sedang membuat, tapi bagaimana di dunia baru MetaNesia ini unik, sesuatu yang berbeda dengan dunia lain," tutur dia.
MetaNesia sebagai wajah baru dunia digitalisasi di Indonesia baru saja diresmikan Erick Thohir. Dia menyebut pendirian MetaNesia untuk memperkuat ekosistem metaverse di dalam negeri, sekaligus menyeimbangi perubahan ekosistem digitalisasi secara global.
Dia memandang wajah baru dunia sudah terjadi. Berbagai negara telah dan tengah melakukan adaptasi atas perubahan tersebut. Tuntutan ini pun harus dilakukan Indonesia melalui perusahaan pelat merah, UMKM, dan swasta.
MetaNesia, lanjut Erick, merupakan terobosan baru BUMN. Dia pun memastikan ekosistem digitalisasi ini akan menjadi sinergitas kekuatan di BUMN, UMKM, dan swasta, sebuah kolaborasi yang saling menguntungkan.
(akr)
tulis komentar anda