Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah di Level Rp14.889, Ini Pemicunya
Selasa, 02 Agustus 2022 - 16:26 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah 16 poin di level Rp 14.889 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan hari ini.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, salah satu faktor pemicu mata uang garuda ini melemah karena bergejolaknya ekonomi luar negeri termasuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.
"Kebijakan suku bunga didasarkan pada proyeksi inflasi inti dan pertumbuhan ekonomi, karena inflasi inti mencerminkan permintaan dan penawaran. Dengan demikian, tidak secara otomatis jika suku bunga negara lain naik, maka suku bunga Indonesia juga ikut naik. Semuanya tergantung pada kondisi ekonomi di dalam negeri," terang Ibrahim dalam pernyataan tertulis, Selasa (2/8/2022).
Menurut dia jika dilihat dari inflasi Indonesia yang ada saat ini, inflasi IHK adalah 4,94 persen, ini hampir sama dengan perkiraan Bank Indonesia untuk bulan Juli 4,89 persen. Sedangkan, inflasi harga pangan pada bulan Juli adalah 11,47 persen year on year (yoy).
"Hal ini dikarenakan adanya gangguan pasokan dari global, yang berdampak terhadap harga pangan serta faktor cuaca dan musiman di dalam negeri," kata Ibrahim.
Dia menjelaskan inflasi inti yang mencerminkan kekuatan dari permintaan dan penawaran masih sangat rendah. Pada bulan Juli, inflasi inti berada di angka 2,86 persen, lebih rendah dari yang diperkirakan Bank Indonesia yaitu 2,99 persen.
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Rabu (3/8) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.870 - Rp 15.000.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, salah satu faktor pemicu mata uang garuda ini melemah karena bergejolaknya ekonomi luar negeri termasuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.
"Kebijakan suku bunga didasarkan pada proyeksi inflasi inti dan pertumbuhan ekonomi, karena inflasi inti mencerminkan permintaan dan penawaran. Dengan demikian, tidak secara otomatis jika suku bunga negara lain naik, maka suku bunga Indonesia juga ikut naik. Semuanya tergantung pada kondisi ekonomi di dalam negeri," terang Ibrahim dalam pernyataan tertulis, Selasa (2/8/2022).
Menurut dia jika dilihat dari inflasi Indonesia yang ada saat ini, inflasi IHK adalah 4,94 persen, ini hampir sama dengan perkiraan Bank Indonesia untuk bulan Juli 4,89 persen. Sedangkan, inflasi harga pangan pada bulan Juli adalah 11,47 persen year on year (yoy).
"Hal ini dikarenakan adanya gangguan pasokan dari global, yang berdampak terhadap harga pangan serta faktor cuaca dan musiman di dalam negeri," kata Ibrahim.
Dia menjelaskan inflasi inti yang mencerminkan kekuatan dari permintaan dan penawaran masih sangat rendah. Pada bulan Juli, inflasi inti berada di angka 2,86 persen, lebih rendah dari yang diperkirakan Bank Indonesia yaitu 2,99 persen.
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Rabu (3/8) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.870 - Rp 15.000.
(nng)
tulis komentar anda