Gara-gara 30 Negara Terjebak Utang di Atas 100%, Rupiah Ambles Dekati Rp15.000
Rabu, 03 Agustus 2022 - 17:50 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 22 poin ke level Rp14.911 atas dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore ini, Rabu (3/8/2022). Menurut pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, salah satu faktor pemicu pelemahan mata uang garuda karena lebih dari 30 negara terjebak utang hingga di atas 100%.
"Akibat gejolak ekonomi telah mengakibatkan beberapa negara berkembang mulai meningkatkan utangnya terlebih akibat pandemi covid-19, serta kenaikan harga pangan dan energi," terang Ibrahim dalam rilis hariannya, Rabu (3/8/2022).
Lanjutnya, kondisi tersebut juga diperparah dengan kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS) yang beberapa waktu lalu sempat naik lagi ke 75 basis poin. Kenaikan itu membuat potensi negara berkembang untuk membayar utang jadi terkendala.
Tak hanya itu saja, terang Ibrahim, pandemi Covid-19 turut menjadikan adanya disrupsi di rantai pasok global, terutama dalam pangan dan energi, dan kemudian diperparah dengan meletusnya perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini.
"Harga-harga komoditas utama dari Rusia dan Ukraina, seperti gas, metal, gandum juga mengalami kenaikan, sehingga banyak negara mengalami inflasi yang tinggi. Sebagai contoh Brasil, Eropa dan Singapura yang inflasinya sudah menyentuh di atas 5%," tambahnya.
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Kamis (4/8/2022), mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.900-Rp14.950.
"Akibat gejolak ekonomi telah mengakibatkan beberapa negara berkembang mulai meningkatkan utangnya terlebih akibat pandemi covid-19, serta kenaikan harga pangan dan energi," terang Ibrahim dalam rilis hariannya, Rabu (3/8/2022).
Lanjutnya, kondisi tersebut juga diperparah dengan kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS) yang beberapa waktu lalu sempat naik lagi ke 75 basis poin. Kenaikan itu membuat potensi negara berkembang untuk membayar utang jadi terkendala.
Tak hanya itu saja, terang Ibrahim, pandemi Covid-19 turut menjadikan adanya disrupsi di rantai pasok global, terutama dalam pangan dan energi, dan kemudian diperparah dengan meletusnya perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini.
"Harga-harga komoditas utama dari Rusia dan Ukraina, seperti gas, metal, gandum juga mengalami kenaikan, sehingga banyak negara mengalami inflasi yang tinggi. Sebagai contoh Brasil, Eropa dan Singapura yang inflasinya sudah menyentuh di atas 5%," tambahnya.
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Kamis (4/8/2022), mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.900-Rp14.950.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda