Cadangan Beras Surplus, Kementan: Sejak 2019 Tak Ada Impor
Selasa, 09 Agustus 2022 - 19:02 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis survei cadangan beras nasional (SCBN) mulai dari 2019 hingga Juni 2022. Dari survei itu terungkap produksi beras terus mengalami peningkatan, bahkan tercatat surplus setelah dihitung dari jumlah konsumsi.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menjelaskan, survei ini menjadi penting untuk menentukan program penguatan produksi ke depan di saat dunia menghadapi ancaman krisis.
"Setelah 2019 sampai hari ini tidak ada impor beras umum. Kemudian, produksi data BPS KSA (kerangka sampel area) selalu meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan surplus," ujar Suwandi dalam pernyataan tertulisnya dikutip Selasa (9/8/2022).
Meski demikian Suwandi mengaku bahwa hingga saat ini pihaknya terus ditantang untuk terus meningkatkan produktivitas di tengah kebutuhan konsumsi masyarakat terus meningkat.
"Saya ditambahi tugas lagi yang harus diwujudkan bareng-bareng, yaitu produktivitas harus naik, bahkan supaya lebih tinggi lagi dari yang sekarang," sambungnya.
Suwandi berharap catatan surplus ini bisa dimanfaatkan bagi semua pihak dalam rangka mengambil keputusan dan mempunyai gambaran yang utuh tentang kondisi perberasan nasional.
"Dari sisi produksi sudah terlihat melalui data KSA, dari sisi konsumsi juga pendataannya sudah ada. Saat ini terlihat kondisi dan persebarannya," ucapnya.
Sekedar diketahui, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton. Di sisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menjelaskan, survei ini menjadi penting untuk menentukan program penguatan produksi ke depan di saat dunia menghadapi ancaman krisis.
"Setelah 2019 sampai hari ini tidak ada impor beras umum. Kemudian, produksi data BPS KSA (kerangka sampel area) selalu meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan surplus," ujar Suwandi dalam pernyataan tertulisnya dikutip Selasa (9/8/2022).
Meski demikian Suwandi mengaku bahwa hingga saat ini pihaknya terus ditantang untuk terus meningkatkan produktivitas di tengah kebutuhan konsumsi masyarakat terus meningkat.
"Saya ditambahi tugas lagi yang harus diwujudkan bareng-bareng, yaitu produktivitas harus naik, bahkan supaya lebih tinggi lagi dari yang sekarang," sambungnya.
Suwandi berharap catatan surplus ini bisa dimanfaatkan bagi semua pihak dalam rangka mengambil keputusan dan mempunyai gambaran yang utuh tentang kondisi perberasan nasional.
"Dari sisi produksi sudah terlihat melalui data KSA, dari sisi konsumsi juga pendataannya sudah ada. Saat ini terlihat kondisi dan persebarannya," ucapnya.
Sekedar diketahui, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton. Di sisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan.
(uka)
tulis komentar anda