CEO Tokopedia: Tren Baru, Pembeli Ingin Barang Sampai di Hari yang Sama
Sabtu, 13 Agustus 2022 - 05:12 WIB
“Pandemi yang kita hadapi selama lebih dari 2 tahun telah mengubah banyak kebiasaan di antara kita semua. Penggiat UKM termasuk yang pertama harus beradaptasi, salah satunya dengan adopsi dan transformasi digital yang ternyata tidak hanya mampu membuat bisnis UKM bertahan, tapi justru bertumbuh," kata William Tanuwijaya.
"Yang tadinya harus menunggu pelanggan datang ke tempat usaha kita, lewat adopsi digital, mendadak tempat usaha dan produk kita ada di layar genggaman calon pelanggan, di mana saja dan kapan saja,” lanjutnya.
Dibeberkan juga bahwa pandemi berkepanjangan ternyata memunculkan efek domino, yaitu terhambatnya produksi masal akibat dari supply shock. Selain itu, terjadi inflasi yang tinggi, dan ancaman resesi global. Namun, pandemi juga melahirkan kesempatan dan tren baru, yaitu berkembangnya usaha lokal, usaha setempat, dan tren hiperlokal.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa UMKM sebagai salah satu pilar ekonomi nasional berperan penting untuk mengoptimalkan, memulihkan, dan mengokohkan ekosistem digital di Tanah Air.
“UMKM sangat penting untuk mengoptimalkan ekosistem digital, bukan hanya untuk bertahan, namun untuk pulih dan kokoh sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional. Hal ini menjadi dasar Presiden Jokowi untuk menghadirkan 30 juta UMKM ke ekosistem digital pada tahun 2024. Dengan lebih dari 12 juta merchant UMKM, Tokopedia merupakan salah satu bagian dari transformasi digital UMKM,” tutur Teten Masduki.
Teten menambahkan, Presiden Jokowi mengharapkan para pelaku ekonomi untuk terus tumbuh dan berkembang, dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan ekonomi digital yang hingga tahun 2030 nanti mencapai 4.531 triliun rupiah, atau tumbuh sebanyak 8 kali lipat dari tahun 2020.
Sementara itu menurut Ketua Asosiasi e-commerce Indonesia, Bima Laga bahwa pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terbilang bagus, dan pertumbuhan itu disumbangsih secara nyata oleh e-commerce yang mulai bermunculan di Tanah Air.
Pertumbuhan ekonomi digital, khususnya e-commerce menurut data Google dan Temasek itu sebesar USD53 miliar, atau setara kurang lebih Rp700 triliun pada tahun 2021. Dan pertumbuhannya itu year on year, jadi bisa sampai 50%.
“Nah, transaksi kita secara ekonomi digital Indonesia itu masih 5 persen dari PDB, dan kita juga meyakinkan pertumbuhan itu masih akan tercapai di Indonesia tahun ini, at least sebesar 48 persen sampai 50 persen year on year menurut riset dari Bank Indonesia,” papar Bima Laga.
Di samping itu, menurut data Google dan Temasek yang saya kutip dari tahun 2022 sampai 2025, pertumbuhan ekonomi digital masih disumbangsih oleh e-commerce. Jadi secara ekonomi fundamental diyakini bakal terus tumbuh.
"Yang tadinya harus menunggu pelanggan datang ke tempat usaha kita, lewat adopsi digital, mendadak tempat usaha dan produk kita ada di layar genggaman calon pelanggan, di mana saja dan kapan saja,” lanjutnya.
Dibeberkan juga bahwa pandemi berkepanjangan ternyata memunculkan efek domino, yaitu terhambatnya produksi masal akibat dari supply shock. Selain itu, terjadi inflasi yang tinggi, dan ancaman resesi global. Namun, pandemi juga melahirkan kesempatan dan tren baru, yaitu berkembangnya usaha lokal, usaha setempat, dan tren hiperlokal.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa UMKM sebagai salah satu pilar ekonomi nasional berperan penting untuk mengoptimalkan, memulihkan, dan mengokohkan ekosistem digital di Tanah Air.
“UMKM sangat penting untuk mengoptimalkan ekosistem digital, bukan hanya untuk bertahan, namun untuk pulih dan kokoh sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional. Hal ini menjadi dasar Presiden Jokowi untuk menghadirkan 30 juta UMKM ke ekosistem digital pada tahun 2024. Dengan lebih dari 12 juta merchant UMKM, Tokopedia merupakan salah satu bagian dari transformasi digital UMKM,” tutur Teten Masduki.
Teten menambahkan, Presiden Jokowi mengharapkan para pelaku ekonomi untuk terus tumbuh dan berkembang, dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan ekonomi digital yang hingga tahun 2030 nanti mencapai 4.531 triliun rupiah, atau tumbuh sebanyak 8 kali lipat dari tahun 2020.
Sementara itu menurut Ketua Asosiasi e-commerce Indonesia, Bima Laga bahwa pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terbilang bagus, dan pertumbuhan itu disumbangsih secara nyata oleh e-commerce yang mulai bermunculan di Tanah Air.
Pertumbuhan ekonomi digital, khususnya e-commerce menurut data Google dan Temasek itu sebesar USD53 miliar, atau setara kurang lebih Rp700 triliun pada tahun 2021. Dan pertumbuhannya itu year on year, jadi bisa sampai 50%.
“Nah, transaksi kita secara ekonomi digital Indonesia itu masih 5 persen dari PDB, dan kita juga meyakinkan pertumbuhan itu masih akan tercapai di Indonesia tahun ini, at least sebesar 48 persen sampai 50 persen year on year menurut riset dari Bank Indonesia,” papar Bima Laga.
Di samping itu, menurut data Google dan Temasek yang saya kutip dari tahun 2022 sampai 2025, pertumbuhan ekonomi digital masih disumbangsih oleh e-commerce. Jadi secara ekonomi fundamental diyakini bakal terus tumbuh.
tulis komentar anda