Jangkau Daerah Terpencil, Tol Laut Sukses Tekan Disparitas Harga

Minggu, 14 Agustus 2022 - 11:21 WIB
Komisaris Utama (Komut) PT Pelni (Persero) Ali Masykur Musa. Foto/Dok SINDO
JAKARTA - Program tol laut yang dijalankan pemerintah dinilai berhasil mengatasi disparitas harga antar wilayah di negara kepulauan seperti Indonesia.

Komisaris Utama (Komut) PT Pelni (Persero) Ali Masykur Musa dalam kuliah umum “Peningkatan Jangkauan Tol Laut Menuju Kemandirian dan Kedaulatan Negara” yang diselenggarakan Universitas Negeri Makassar, Jumat (12/8), mengatakan, sebuah rakyat yang berdaulat di negara manapun dan warga negara di manapun punya hak hidup sejahtera.

“Oleh karena itulah tol laut penting dalam konteks melakukan kemandirian ekonomi. Kalau kedaulatan ekonomi itu sudah diperoleh, kita akan mendapatkan kedaulatan negara,” ujarnya dalam kuliah umum yang dihadiri rektor UNM Husain Syam dan civitas akademika serta mahasiswa, dikutip Minggu (14/8/2022).





Berkaca pada Indonesia sebagai negara maritim, menurut Ali, peran tol laut penting untuk untuk menjangkau daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan.

Dalam hal ini, Pelni seiring perkembangan zaman juga tak hanya dikenal sebagai kapal penumpang melainkan telah juga merambah ke sektor logistik maritim dan menjadi pemain terkemuka di Asia Tenggara.

“Karena tidak mungkin ketika berbicara ekspor atau impor logistik melalui jalur udara, maka yang lebih spesifik melalui jalur laut. Program tol laut bisa menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar serta perbatasan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi dengan mengatasi disparitas harga di tengah masyarakat,” tuturnya.



Lebih lanjut Ali menyampaikan, Indonesia tidak akan resesi apabila fundamental ekonomi ditunjang oleh tiga hal. Pertama, ekspornya lebih besar dari impornya; lalu kedua, cadangan devisa lebih baik; dan ketiga adalah jika Produk Domestik Bruto (PDB) lebih besar dari nilai rata-rata perolehan seorang warga.

“Digoncang apa saja jika fundamental ekonomi kita bagus, krisis apapun tidak akan terpengaruh,” tukas Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) itu.

Seperti dikatakan Presiden Joko Widodo, sambung Ali, dunia sedang menghadapi dua krisis yakni, krisis pangan dan gas.

“Indonesia kedua hal ini alhamdulillah Allah memberikan lebih, ekonominya menjadi baik karena negaranya subur dan lifting minyak kita tidak jelek. Karena itu ekonomi kita masih bisa tumbuh meskipun masih impor,” pungkas Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2009-2014.
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More