Hilirisasi Nikel, Jokowi Bidik Penerimaan Rp440 Triliun di 2022
Selasa, 16 Agustus 2022 - 12:54 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penerimaan program hilirisasi nikel bisa mencapai Rp440 triliun tahun ini. Program tersebut guna memberikan nilai tambah dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
"Akhir tahun 2022 ini, kita harapkan bisa mencapai Rp440 triliun. Itu hanya dari nikel. Selain penerimaan pajak, devisa negara juga naik, sehingga kurs rupiah lebih stabil," ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR/DPR, Selasa (16/8/2022).
Menurut dia Indonesia saat ini telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai lithium global. Produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika ikut berinvestasi di Indonesia.
Tak hanya Nikel, Jokowi juga berencana melakukan hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah. "Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia," tegas Jokowi.
Selain hilirisasi, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan. Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon.
Jokowi menilai, energi bersih dari matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi. Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia.
"Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi bio," ungkapnya.
Pemanfaatan kekayaan hayati laut secara bijak, sebut dia, akan menjadi kekuatan besar untuk produk pangan, farmasi, dan energi. "Demikian halnya dengan perkebunan kita, antara lain kelapa sawit, yang telah terbukti menjadi pemasok terbesar CPO dunia," kata Jokowi.
"Akhir tahun 2022 ini, kita harapkan bisa mencapai Rp440 triliun. Itu hanya dari nikel. Selain penerimaan pajak, devisa negara juga naik, sehingga kurs rupiah lebih stabil," ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR/DPR, Selasa (16/8/2022).
Menurut dia Indonesia saat ini telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai lithium global. Produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika ikut berinvestasi di Indonesia.
Tak hanya Nikel, Jokowi juga berencana melakukan hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah. "Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia," tegas Jokowi.
Selain hilirisasi, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan. Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon.
Jokowi menilai, energi bersih dari matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi. Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia.
"Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi bio," ungkapnya.
Pemanfaatan kekayaan hayati laut secara bijak, sebut dia, akan menjadi kekuatan besar untuk produk pangan, farmasi, dan energi. "Demikian halnya dengan perkebunan kita, antara lain kelapa sawit, yang telah terbukti menjadi pemasok terbesar CPO dunia," kata Jokowi.
(nng)
tulis komentar anda