Jokowi Guyur Subsidi Energi Rp502 Triliun Agar Pertalite Tidak Naik
Selasa, 16 Agustus 2022 - 13:30 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan telah mengucurkan subsidi energi sebesar Rp502 triliun salah satunya untuk menahan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar bersubsidi. Pemberian subsidi tersebut di tengah surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp106 triliun.
"Pemerintah memberikan subsidi BBM, LPG dan listrik sebesar Rp 502 triliun agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," ungkap Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (16/8/2022).
Menurut dia inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN berada di sekitar 7% dan negara- negara maju yang berada di sekitar 9%. "Ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44% pada kuartal II 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I 2022 ini surplusnya sekitar Rp 364 triliun," jelasnya.
Jokowi mengungkapkan capaian tersebut patut disyukuri karena fundamental ekonomi Indonesia masih sangat baik di tengah gejolak ekonomi dunia. "Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati- hati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju," kata dia.
"Pemerintah memberikan subsidi BBM, LPG dan listrik sebesar Rp 502 triliun agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," ungkap Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (16/8/2022).
Menurut dia inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN berada di sekitar 7% dan negara- negara maju yang berada di sekitar 9%. "Ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44% pada kuartal II 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I 2022 ini surplusnya sekitar Rp 364 triliun," jelasnya.
Jokowi mengungkapkan capaian tersebut patut disyukuri karena fundamental ekonomi Indonesia masih sangat baik di tengah gejolak ekonomi dunia. "Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati- hati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda