Penyesuaian Harga BBM Momentum Alihkan APBN ke Energi Terbarukan
Sabtu, 03 September 2022 - 12:52 WIB
JAKARTA - Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi momentum mengalihkan anggaran untuk meningkatkan energi terbarukan (ET). Selanjutnya, pemerintah melakukan evaluasi supaya anggaran subsidi energi tepat sasaran.
"Kurang lebih 20% dari APBN kita itu terkunci untuk subsidi, dan itu tidak sehat karena yang selama ini terjadi tidak tepat sasaran," ujar pengamat isu strategis nasional dan politik global Prof. Imron Cotan dalam sebuah dialog, baru-baru ini.
Maka itu, pihaknya menyarankan agar subsidi energi Rp502 triliun dialihkan agar tidak membebani APBN. Di mana subsidi tersebut diperkirakan akan habis bulan ini apabila tidak terjadi efisiensi. "Kalau diteruskan kita harus nambah lagi Rp 198 triliun," ungkapnya.
Menurut dia pengalihan ke energi terbarukan mendesak dilakukan karena energi fosil memiliki banyak dampak buruk. Pria yang pernah menjabat sebagai duta besar itu mengungkapkan fluktuasi harga minyak tidak dapat diprediksi dan terus mengalami peningkatan dalam 50 tahun terkahir.
"Energi fosil juga sangat terbatas jika terus menerus dieksploitasi dan mampu memproduksi racun CO2," kata dia.
Dia mengatakan bahwa pengalhian subsidi tepat sasaran tersebut dapat digunakan untuk mengejar target 30% mengurangi emisi karbon untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Namun hal tersebut akan sulit dicapai apabila APBN terus terkunci hanya untuk memberikan subsidi BBM.
"Oleh karena itu momentum strategis ini harus dimanfaatkan untuk mengalihkan atau setidak-tidaknya membaurkan dengan energi terbarukan, menuju secara total ke energi baru dan terbarukan," jelasnya.
Menurut dia Indonesia memiliki potensi pemanfaatan EBT melimpah sehingga memang sudah saatnya efisiensi APBN dilakukan dengan memberlakukan penyesuaian harga BBM.
"Kurang lebih 20% dari APBN kita itu terkunci untuk subsidi, dan itu tidak sehat karena yang selama ini terjadi tidak tepat sasaran," ujar pengamat isu strategis nasional dan politik global Prof. Imron Cotan dalam sebuah dialog, baru-baru ini.
Maka itu, pihaknya menyarankan agar subsidi energi Rp502 triliun dialihkan agar tidak membebani APBN. Di mana subsidi tersebut diperkirakan akan habis bulan ini apabila tidak terjadi efisiensi. "Kalau diteruskan kita harus nambah lagi Rp 198 triliun," ungkapnya.
Menurut dia pengalihan ke energi terbarukan mendesak dilakukan karena energi fosil memiliki banyak dampak buruk. Pria yang pernah menjabat sebagai duta besar itu mengungkapkan fluktuasi harga minyak tidak dapat diprediksi dan terus mengalami peningkatan dalam 50 tahun terkahir.
"Energi fosil juga sangat terbatas jika terus menerus dieksploitasi dan mampu memproduksi racun CO2," kata dia.
Dia mengatakan bahwa pengalhian subsidi tepat sasaran tersebut dapat digunakan untuk mengejar target 30% mengurangi emisi karbon untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Namun hal tersebut akan sulit dicapai apabila APBN terus terkunci hanya untuk memberikan subsidi BBM.
"Oleh karena itu momentum strategis ini harus dimanfaatkan untuk mengalihkan atau setidak-tidaknya membaurkan dengan energi terbarukan, menuju secara total ke energi baru dan terbarukan," jelasnya.
Menurut dia Indonesia memiliki potensi pemanfaatan EBT melimpah sehingga memang sudah saatnya efisiensi APBN dilakukan dengan memberlakukan penyesuaian harga BBM.
tulis komentar anda