Proyek Tujuh Smelter Bauksit Macet, Salah Satunya Bermasalah dengan BUMN China

Jum'at, 16 September 2022 - 11:25 WIB
Pembangunan 7 smelter bauksit terkendala berbagai persoalan. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) mengungkapkan, terdapat tujuh proyek pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter bauksit yang mengalami kendala serius hingga tahun ini. Laporan tersebut muncul berbarengan dengan rencana Jokowi untuk melanjutkan penghentian ekspor bauksit pada Juni 2023.



Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ing Tri Winarno mengatakan, masih terdapat sejumlah isu seperti perizinan, pengadaan lahan, kepastian pasokan listrik, hingga pembiayaan yang membuat sebagian proyek pembangunan smelter molor dari target yang ditetapkan.

“Terutama industri bauksit ada tujuh yang mengalami keterlambatan dalam pembangunan smelternya,” kata Tri dalam Webinar Hilirisasi Mineral Kementerian ESDM, dikutip Jumat (15/9/2022).



Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Kementerian Investasi per Juni 2022, baru terdapat tiga smelter yang beroperasi dengan kapasitas input bijih bauksit secara keseluruhan 36,9 juta ton. Ketiga smelter itu di antaranya milik PT Indonesia Chemical Alumina dengan kapasitas output 300.000 chemical grade alumina (CGA), PT Well Harvest Winning dengan kapasitas output 1 juta smelter grade alumina (SGA) dan PT Inalum dengan kapasitas output 250.000 aluminium ingot dan billet.

Sementara itu, Kementerian Investasi mencatat terdapat 11 smelter bauksit dengan keluaran SGA yang masih tahap pengerjaan dan satu pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit dalam tahap konstruksi dengan keluaran CGA. Adapun, 1 smelter dalam tahap perencanaan milik PT Inalum yang ditargetkan memproduksi Aluminium Ingot dan Billet.

Salah satu proyek pembangunan smelter bauksit yang belakangan mangkrak adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah milik Inalum dan Antam.

Seperti diketahui, BUMN Holding Industri Pertambangan atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) memutus kontrak kerja sama dengan konsorsium EPC, yakni BUMN asal China, China Aluminium International Engineering Corporation Ltd. (Chalieco) dan PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PTPP), setelah mandeknya pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah.

Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan holding tambang sudah mencoba mencari sejumlah jalan keluar untuk sengketa yang dihadapi oleh konsorsium EPC selama delapan bulan terakhir. Hanya saja, mediasi yang dilakukan MIND ID tidak kunjung membuahkan hasil.



“Kami sudah di ujung sekali kelihatannya bilamana disetujui Kementerian BUMN kita akan melakukan pemutusan kontrak,” kata Hendi.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More