Sri Mulyani Wanti-wanti Kinerja Impresif Ekonomi RI Dihantui Pelemahan Global

Selasa, 27 September 2022 - 09:27 WIB
Perbaikan kinerja ekonomi Indonesia tentunya tidak lepas dari dukungan di berbagai sektor, diantaranya kinerja ekspor yang cukup impresif, sehinga mencatatkan surplus pada neraca perdagangan mencapai USD5,76 miliar hingga Agustus 2022.

“Ekspor sekali lagi membukukan kenaikan yang cukup impresif. Kita lihat di bulan Agustus bahkan mencapai USD 27,9 miliar. Ini tertinggi dalam sejarah kita,” tambahnya.

Kemudian, dari sisi penjualan ritel Indonesia juga tercatat cukup kuat pertumbuhannya di angka di 5,4%, indeks PMI ekspansif di angka 51,7, pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 24,1%, pertumbuhan pada sektor industri sebesar 11,2%, serta pertumbuhan pada kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan, juga Mandiri Spending Indeks yang menunjukkan level optimis.

Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi oleh berbagai lembaga internasional berada pada level antara 5,1 hingga 5,4% untuk tahun 2022.

"IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 5,3, Bank Dunia di 5,1, ADB 5,4, dan Bloomberg konsensus forecast di 5,2. Untuk tahun depan masih relatif stabil. IMF memprediksikan perekonomian Indonesia di 5,2, Bank Dunia di 5,3, ADB masih di 5,0, dan Bloomberg forecast konsensus di 5,0," ungkap Mantan Direktur Bank Dunia itu.

"Ini menggambarkan bahwa confidence dan juga kinerja dari perekonomian Indonesia dianggap cukup resilient terhadap kemungkinan terjadinya perlemahan ekonomi global. Ini tentu sesuatu yang positif tapi perlu kita jaga,” jelas Sri Mulyani.

Capaian itu tentunya tidak lepas dari kinerja positif Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebagai pondasi utama dalam mengantisipasi ketidakpastian perekonomian global, serta dampak inflasi.

“Kondisi inilah yang terus akan kita monitor dan tentu kita kelola untuk tidak berimbas terlalu besar pada perekonomian dalam negeri dan juga pada kinerja dari APBN kita. APBN terus akan bekerja sangat keras untuk melindungi masyarakat dan perekonomian, serta melindungi APBN sendiri dari guncangan-guncangan yang terjadi akibat gejolak yang terjadi di pasar keuangan global, pasar komoditi, maupun geopolitik,” pungkas Sri Mulyani.
(akr)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More