Harga CPO Malaysia Terkerek Lebih dari 3%, Ini Faktor Pemicunya

Rabu, 05 Oktober 2022 - 14:12 WIB
Harga CPO di bursa berjangka Malaysia menguat. Ilustrasi Foto/SINDOnews/Yorri Farli
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hari ini menguat cukup signifikan. Kenaikan ini terjadi di tengah proyeksi kenaikan persediaan dan permintaan serta kabar perpanjangan pungutan ekspor di Indonesia.

Data perdagangan di Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 12:36 WIB menunjukkan kontrak CPO untuk pengiriman Desember naik 3,15%, menjadi MYR3.728 per ton.

Merujuk survei Reuters, dari estimasi 9 pedagang CPO di Malaysia, stok minyak sawit Negeri Jiran diperkirakan akan membengkak 8% dari Agustus menjadi 2,27 juta ton, yang notabene tertinggi sejak Oktober 2019.



Perkiraan tersebut merupakan level terbesarnya dalam hampir tiga tahun terakhir yang terjadi di tengah puncak musim produksi. Adapun output produsen CPO terbesar kedua dunia itu diperkirakan juga naik 2% menjadi 1,76 juta ton.



Sedangkan ekspor produk CPO diproyeksikan tumbuh 8% menjadi 1,41 juta ton, dipicu permintaan yang cukup besar dari India menjelang festival Diwali pada Oktober.

Impor minyak sawit India melonjak di bulan September ke level tertingginya setahun ini, didorong oleh permintaan minyak tropis yang kuat menjelang musim festival ditambah diskon harga yang cukup besar dibandingkan dengan jenis minyak nabati lainnya.

Namun, permintaan minyak sawit diperkirakan masih akan terbatas karena berkurangnya demand dari China yang beberapa wilayahnya masih melakukan pembatasan mobilitas dari Covid-19.

"Investor akan mengawasi setiap pengumuman tentang pelonggaran kebijakan nol-Covid China selama kongres nasional Partai Komunis yang berkuasa mulai 16 Oktober, kata seorang analis yang berbasis di Kuala Lumpur, dilansir Reuters, Rabu (5/10/2022). "Ketika China mulai kembali ke normal baru pasca-Covid, permintaan diperkirakan akan meningkat," kata analis.

Sementara itu, Indonesia dipastikan akan memperpanjang kebijakan pembebasan pungutan ekspor CPO hingga akhir tahun.

Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, kebijakan ini diambil menyusul harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani yang masih rendah,
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More