SOE Conference International: Komitmen BUMN untuk Transisi Energi dan Bantu Stabilkan Ekonomi
Senin, 17 Oktober 2022 - 19:58 WIB
Lebih lanjut Erick mengatakan, rangkaian Konferensi Internasional BUMN ini mengangkat topik yang mendukung fokus pemerintah pada G20 2022, yaitu Digitalisasi, Transisi Energi, Inklusi Keuangan, dan Transformasi Kesehatan. Dengan melibatkan pembicara internasional, mulai dari praktisi, akademisi, konsultan, perwakilan pemerintah, dan lembaga multilateral.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dalam konferensi bertaraf internasional ini, isu soal transisi energi menjadi bahasan utama. Nicke mengatakan, Pertamina merupakan salah satu BUMN yang berkomitmen tinggi terkait penerapan transisi energi ini, di mana beberapa langkah telah diambil Pertamina dalam mendukung hal tersebut.
Nicke mengatakan, Pertamina berambisi menjadi perusahaan energi global terkemuka dengan reputasi baik serta diakui sebagai Environmentally Friendly Company, Socially Responsible Company, and Good Governance Company. “Ini telah menjadi komitmen Pertamina untuk menerapkan Kerangka Environment, Sustainability, & Governance (ESG) di semua lini bisnis perusahaan, untuk mendorong keberlanjutan bisnis di masa depan,” kata Nicke.
Sebagai perusahaan energi, lanjut Nicke, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pilar pencapaian net zero emisi di Indonesia, dengan prinsip keterjangkauan dan kewajaran, affordability and fairness. Untuk mencapai aspirasi Net-Zero, Pertamina telah mengembangkan strategi holistik yang disampaikan melalui 2 pilar dan 3 enabler (pendukung). Kedua pilar utama tersebut yakni, pertama upaya dekarbonisasi dalam aktivitas bisnisnya dan yang kedua yaitu pengembangan Bisnis Hijau yang baru.
“Sedangkan 3 enabler yang akan mendukung rencana Pertamina dalam mendorong Net-Zero adalah, yang pertama mengembangkan standar penghitungan karbon yang telah disetujui oleh regulasi nasional dan internasional, serta penerapan Carbon Pricing, dimulai dari internal Pertamina. Kedua, membangun organisasi keberlanjutan yang akan mengawasi bisnis Pertamina berada di jalur yang benar untuk tujuan Net Zero Roadmap dan ketiga yakni keterlibatan pemangku kepentingan untuk sepenuhnya mendukung target dan komitmen NZE Nasional,” jelas Nicke. Ditambahkan Nicke, melalui strategi holistik ini, pada 2021 Pertamina berhasil mencapai pengurangan emisi karbon sebesar 29% yang sedianya menjadi target di tahun 2030.
Untuk diketahui, rangkaian Konferensi Internasional BUMN ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta dari negara-negara G20 seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Australia, Korea Selatan, China, Jepang dan Rusia serta perwakilan negara-negara non-G20 seperti Spanyol, Uni Emirat Arab, Singapura, Belanda dan negara-negara lain. Para peserta adalah para pimpinan dengan berbagai latar belakang antara lain Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik Negara, DPR RI, kedutaan besar sesama negara, Organisasi Internasional, Akademisi, Peneliti hingga investor dalam dan luar negeri.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dalam konferensi bertaraf internasional ini, isu soal transisi energi menjadi bahasan utama. Nicke mengatakan, Pertamina merupakan salah satu BUMN yang berkomitmen tinggi terkait penerapan transisi energi ini, di mana beberapa langkah telah diambil Pertamina dalam mendukung hal tersebut.
Nicke mengatakan, Pertamina berambisi menjadi perusahaan energi global terkemuka dengan reputasi baik serta diakui sebagai Environmentally Friendly Company, Socially Responsible Company, and Good Governance Company. “Ini telah menjadi komitmen Pertamina untuk menerapkan Kerangka Environment, Sustainability, & Governance (ESG) di semua lini bisnis perusahaan, untuk mendorong keberlanjutan bisnis di masa depan,” kata Nicke.
Sebagai perusahaan energi, lanjut Nicke, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pilar pencapaian net zero emisi di Indonesia, dengan prinsip keterjangkauan dan kewajaran, affordability and fairness. Untuk mencapai aspirasi Net-Zero, Pertamina telah mengembangkan strategi holistik yang disampaikan melalui 2 pilar dan 3 enabler (pendukung). Kedua pilar utama tersebut yakni, pertama upaya dekarbonisasi dalam aktivitas bisnisnya dan yang kedua yaitu pengembangan Bisnis Hijau yang baru.
“Sedangkan 3 enabler yang akan mendukung rencana Pertamina dalam mendorong Net-Zero adalah, yang pertama mengembangkan standar penghitungan karbon yang telah disetujui oleh regulasi nasional dan internasional, serta penerapan Carbon Pricing, dimulai dari internal Pertamina. Kedua, membangun organisasi keberlanjutan yang akan mengawasi bisnis Pertamina berada di jalur yang benar untuk tujuan Net Zero Roadmap dan ketiga yakni keterlibatan pemangku kepentingan untuk sepenuhnya mendukung target dan komitmen NZE Nasional,” jelas Nicke. Ditambahkan Nicke, melalui strategi holistik ini, pada 2021 Pertamina berhasil mencapai pengurangan emisi karbon sebesar 29% yang sedianya menjadi target di tahun 2030.
Untuk diketahui, rangkaian Konferensi Internasional BUMN ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta dari negara-negara G20 seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Australia, Korea Selatan, China, Jepang dan Rusia serta perwakilan negara-negara non-G20 seperti Spanyol, Uni Emirat Arab, Singapura, Belanda dan negara-negara lain. Para peserta adalah para pimpinan dengan berbagai latar belakang antara lain Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik Negara, DPR RI, kedutaan besar sesama negara, Organisasi Internasional, Akademisi, Peneliti hingga investor dalam dan luar negeri.
(atk)
tulis komentar anda