Menyemai Harapan di Masa Suram, UMKM Raup Cuan Ditopang GoFood
Senin, 31 Oktober 2022 - 13:21 WIB
Kepergian suami jelas memukul kehidupannya. Usaha makanan itu ikut kacau karena dia harus pontang-panting mengurus berbagai keperluan. Tapi Maria tak mau larut terpuruk. Perlahan, dia mulai meniti bisnis rumahan lagi. Tapi kali ini dia tak lagi menyewa tempat.
"Kalau di luar kan harus bayar ruko, padahal belum tahu berapa penghasilannya nanti. Kalau sewa tempat itu juga harus ada yang jaga, belum sanggup," katanya.
Maria pun memutuskan hanya bisnia makanan di rumah. Untuk memperluas promosi dan pasar, aplikasi GoFood menjadi andalan.
"Kita enggak punya toko offline, dagangnya lewat online saja. Jadi harus bagus toko kita. Demi menjaga rating, saat saya ke pasar bawa HP, kalau ada orderan masuk saya pulang agar tetap menjaga reting bagus," jelasnya.
Dia yakin dengan kerja keras dan keikhlasan meniti usaha dari awal, semua masalah akan mampu dihadapi. Dukungan anak semata wayang juga menjadi penyemangat yang tiada tara.
Transformasi UMKM ke Digital
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, saat ini ada 20,2 juta UMKM yang memiliki platform digital di Indonesia. UMKM merupakan penyokong ekonomi Indonesia yang ampuh.
Selain tangguh dari berbagai badai resesi 1998, 2008 dan 2020 saat Covid, UMKM juga menjadi penyumbang besar Produk Domestik Bruto (PDB). Saat pandemi Covid setelah terjadi pelonggaran, UMKM secara cepat dapat membuat geliat ekonomi tumbuh.
"Ketika sektor formal atau industri pengolahan sejalan besar, perusahaan perdagangan skala besar mengalami PHK atau penurunan yang tajam, mereka terserap sebagian di UMKM sambil menunggu terjadinya pemulihan siklus ekonomi. Jadi UMKM selalu menjadi bantalan sosial," katanya.
Mantan peneliti Indef itu juga menilai pemilik UMKM harus melakukan akselerasi dengan teknologi agar dapat mempermudah bisnisnya. Seperti menggunakan e-wallet yang dapat terhubung dengan catatan sehingga melek terhadap keuangan termasuk pinjaman.
"Kalau di luar kan harus bayar ruko, padahal belum tahu berapa penghasilannya nanti. Kalau sewa tempat itu juga harus ada yang jaga, belum sanggup," katanya.
Maria pun memutuskan hanya bisnia makanan di rumah. Untuk memperluas promosi dan pasar, aplikasi GoFood menjadi andalan.
"Kita enggak punya toko offline, dagangnya lewat online saja. Jadi harus bagus toko kita. Demi menjaga rating, saat saya ke pasar bawa HP, kalau ada orderan masuk saya pulang agar tetap menjaga reting bagus," jelasnya.
Dia yakin dengan kerja keras dan keikhlasan meniti usaha dari awal, semua masalah akan mampu dihadapi. Dukungan anak semata wayang juga menjadi penyemangat yang tiada tara.
Transformasi UMKM ke Digital
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, saat ini ada 20,2 juta UMKM yang memiliki platform digital di Indonesia. UMKM merupakan penyokong ekonomi Indonesia yang ampuh.
Selain tangguh dari berbagai badai resesi 1998, 2008 dan 2020 saat Covid, UMKM juga menjadi penyumbang besar Produk Domestik Bruto (PDB). Saat pandemi Covid setelah terjadi pelonggaran, UMKM secara cepat dapat membuat geliat ekonomi tumbuh.
"Ketika sektor formal atau industri pengolahan sejalan besar, perusahaan perdagangan skala besar mengalami PHK atau penurunan yang tajam, mereka terserap sebagian di UMKM sambil menunggu terjadinya pemulihan siklus ekonomi. Jadi UMKM selalu menjadi bantalan sosial," katanya.
Mantan peneliti Indef itu juga menilai pemilik UMKM harus melakukan akselerasi dengan teknologi agar dapat mempermudah bisnisnya. Seperti menggunakan e-wallet yang dapat terhubung dengan catatan sehingga melek terhadap keuangan termasuk pinjaman.
Lihat Juga :
tulis komentar anda