Menanti Pengumuman Suku Bunga The Fed, Rupiah Lesu Darah
Rabu, 02 November 2022 - 20:24 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan selama perdagangan pada pekan ini. Mata uang Garuda diperdagangkan di atas 15.600 per dolar AS.
Padahal, di akhir pekan sebelumnya, rupiah diperdagangkan di kisaran 15.553 per dolar AS. Pada perdagangan sore ini, rupiah juga ditutup melemah 19 poin di level 15.646 per dolar AS.
Pengamat Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, pelemahan rupiah terjadi saat Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed akan melakukan rapat penentuan besaran suku bunga acuan.
The Fed diperkirakan akan menaikkan besaran bunga acuannya sebanyak 75 basis poin. Adapun pengumuman diagendakan dalam beberapa jam ke depan.
"Sejauh ini, indeks mata uang dolar AS juga tengah mengalami kenaikan di kisaran 111,27. Dibandingkan dengan posisi akhir pekan kemarin yang sempat berada dikisaran 110,8," ungkap Gunawan, Rabu (2/11/2022).
Selain itu, indikator lain yang membuat dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia lainnya, menurut Gunawan, adalah adanya kenaikan yield US Treasury (10 tahun) di level 4,10% saat ini.
Kenaikan yield ini menunjukan bahwa aliran dana masuk ke surat berharga denominasi dolar AS meningkat. "Peningkatan tersebut menjadi pemicu melemahnya mata uang negara lain terhadap dolar AS," jelas Gunawan.
Di sisi lain, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada awal pekan sempat menguat, dalam dua hari perdagangan mengalami pelemahan.
Padahal, di akhir pekan sebelumnya, rupiah diperdagangkan di kisaran 15.553 per dolar AS. Pada perdagangan sore ini, rupiah juga ditutup melemah 19 poin di level 15.646 per dolar AS.
Pengamat Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, pelemahan rupiah terjadi saat Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed akan melakukan rapat penentuan besaran suku bunga acuan.
The Fed diperkirakan akan menaikkan besaran bunga acuannya sebanyak 75 basis poin. Adapun pengumuman diagendakan dalam beberapa jam ke depan.
"Sejauh ini, indeks mata uang dolar AS juga tengah mengalami kenaikan di kisaran 111,27. Dibandingkan dengan posisi akhir pekan kemarin yang sempat berada dikisaran 110,8," ungkap Gunawan, Rabu (2/11/2022).
Selain itu, indikator lain yang membuat dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia lainnya, menurut Gunawan, adalah adanya kenaikan yield US Treasury (10 tahun) di level 4,10% saat ini.
Kenaikan yield ini menunjukan bahwa aliran dana masuk ke surat berharga denominasi dolar AS meningkat. "Peningkatan tersebut menjadi pemicu melemahnya mata uang negara lain terhadap dolar AS," jelas Gunawan.
Di sisi lain, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada awal pekan sempat menguat, dalam dua hari perdagangan mengalami pelemahan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda