Bio Farma Optimistis Kurangi Impor Bahan Baku Obat hingga 20% di 2024
Selasa, 08 November 2022 - 20:57 WIB
JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) optimistis mampu menekan atau mengurangi impor bahan baku obat hingga di angka 20% pada tahun 2024. Sebagaimana diketahui, hingga kini impor bahan baku obat masih mendominasi sektor farmasi di dalam negeri.
Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma Soleh Ayubi menerangkan, upaya mengurangi impor tersebut seiring dengan target Holding BUMN Farmasi memproduksi 28 bahan baku obat pada 2024. Saat ini perseroan baru memproduksi 12 bahan baku obat.
"Target kami di tahun 2024 bisa memproduksi 28 bahan baku obat, dari yang sekarang 12. Dan di tahun 2024 kita targetkan untuk bisa mengurangi 20% impor bahan baku di Indonesia," paparnya kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Menurut dia, upaya pemerintah menekan impor bahan baku obat sudah dilakukan beberapa tahun terakhir. Misalnya, pada tahun 2016 silam pemerintah membentuk Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP), pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia.
Perusahaan ini adalah bentuk kerja sama dengan skema patungan alias joint venture antara PT Kimia Farma Tbk dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia sebagai perwakilan dari Sungwun Pharmacopia Co Ltd dari Korea Selatan. Adapun komposisi pemegang saham yaitu 75% milik Kimia Farma dan 25% milik Sungwun Pharmacopia Co Ltd.
"Pada 2016 Kimia Farma joint venture dengan Sungwun Pharmacopia, perusahaan farmasi dari Korea, spesifikasi memproduksi bahan baku obat," jelas Soleh.
Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma Soleh Ayubi menerangkan, upaya mengurangi impor tersebut seiring dengan target Holding BUMN Farmasi memproduksi 28 bahan baku obat pada 2024. Saat ini perseroan baru memproduksi 12 bahan baku obat.
"Target kami di tahun 2024 bisa memproduksi 28 bahan baku obat, dari yang sekarang 12. Dan di tahun 2024 kita targetkan untuk bisa mengurangi 20% impor bahan baku di Indonesia," paparnya kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Menurut dia, upaya pemerintah menekan impor bahan baku obat sudah dilakukan beberapa tahun terakhir. Misalnya, pada tahun 2016 silam pemerintah membentuk Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP), pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia.
Perusahaan ini adalah bentuk kerja sama dengan skema patungan alias joint venture antara PT Kimia Farma Tbk dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia sebagai perwakilan dari Sungwun Pharmacopia Co Ltd dari Korea Selatan. Adapun komposisi pemegang saham yaitu 75% milik Kimia Farma dan 25% milik Sungwun Pharmacopia Co Ltd.
"Pada 2016 Kimia Farma joint venture dengan Sungwun Pharmacopia, perusahaan farmasi dari Korea, spesifikasi memproduksi bahan baku obat," jelas Soleh.
(ind)
tulis komentar anda