Industri Penerbangan Perlahan Pulih, AP I Catat 3.869 Pergerakan Pesawat
Rabu, 08 Juli 2020 - 13:58 WIB
AOCC merupakan salah satu upaya Angkasa Pura I dalam digitalisasi aktivitas operasional bandara dan implementasi smart airport secara menyeluruh dengan tujuan mewujudkan operational excellence dan service excellence di seluruh bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura I. Keberadaan AOCC melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bandara dengan mengintegrasikan sistem yang dimiliki masing-masing pemangku kepentingan agar dapat beroperasi secara efektif dan efisien.
“Keberadaan seluruh perwakilan pemangku kepentingan dalam satu ruangan yang sama, berdampak positif terhadap pembuatan keputusan bersama mengenai berbagai hal operasional dan pelayanan yang dapat diambil secara cepat, tepat dan terukur sebagai pelaksanaan _Airport Collaborative Decision Making_ (A-CDM),” jelas Faik Fahmi.
AOCC pertama di Indonesia diluncurkan oleh Angkasa Pura I pada 2 Maret 2018 di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, menyusul kemudian diterapkan di 11 bandara lainnya yaitu di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Internasional Lombok, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Internasional Yogyakarta, dan Bandara Frans Kaisiepo Biak.
“Kami juga telah menyediakan layanan teknologi mandiri yang dapat mendeteksi serangkaian indikator seperti suhu tubuh penumpang, detak jantung dan mengimplementasikan layanan customer service secara online untuk mengurangi kontak fisik antara penumpang dengan petugas kami. Ini merupakan komitmen kami untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh penumpang yang sedang melakukan perjalanan udara,” tandasnya.
“Keberadaan seluruh perwakilan pemangku kepentingan dalam satu ruangan yang sama, berdampak positif terhadap pembuatan keputusan bersama mengenai berbagai hal operasional dan pelayanan yang dapat diambil secara cepat, tepat dan terukur sebagai pelaksanaan _Airport Collaborative Decision Making_ (A-CDM),” jelas Faik Fahmi.
AOCC pertama di Indonesia diluncurkan oleh Angkasa Pura I pada 2 Maret 2018 di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, menyusul kemudian diterapkan di 11 bandara lainnya yaitu di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Internasional Lombok, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Internasional Yogyakarta, dan Bandara Frans Kaisiepo Biak.
“Kami juga telah menyediakan layanan teknologi mandiri yang dapat mendeteksi serangkaian indikator seperti suhu tubuh penumpang, detak jantung dan mengimplementasikan layanan customer service secara online untuk mengurangi kontak fisik antara penumpang dengan petugas kami. Ini merupakan komitmen kami untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh penumpang yang sedang melakukan perjalanan udara,” tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda